Mohon tunggu...
Muharika Adi Wiraputra
Muharika Adi Wiraputra Mohon Tunggu... welcome my friend

memayu hayuning bawana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Gengsi-Gengsi Tapi Sayang

12 Agustus 2025   04:19 Diperbarui: 12 Agustus 2025   04:19 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by AI (Dok. Pribadi)

"Maaf, Mbak. Dia memang suka rusuh," ujar Bilal sambil menunjuk Nadya.

"Yah kok aku sih!"

"Soalnya kamu suka nyuri keripik aku."

Mereka perang post-it sampai sore, hingga tumpukan buku yang seharusnya dipelajari hanya jadi alas tawa. Saat akhirnya beres-beres, Nadya melirik Bilal dan berkata, "Kayaknya kalau kerja kelompok sama kamu, tugasnya nggak kelar-kelar." Bilal nyengir, "Santai, besok kita kebut."

MARAH-MARAH GEMES

Nadya pernah kesal karena Bilal nggak bales chat selama dua hari.

"Sorry, HP-ku rusak."

"Alasan."

"Sungguh. Nggak percaya tanya temen-temenku."

"Emang aku siapa sampe harus tahu kabar kamu tiap hari."

Bilal diam. Tapi besoknya, dia kirim voice note: "maaf aku tahu kamu bukan siapa-siapa, tapi buatku, kamu penting."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun