Mohon tunggu...
Muharika Adi Wiraputra
Muharika Adi Wiraputra Mohon Tunggu... welcome my friend

memayu hayuning bawana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Gengsi-Gengsi Tapi Sayang

12 Agustus 2025   04:19 Diperbarui: 12 Agustus 2025   04:19 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by AI (Dok. Pribadi)

Mereka jalan ke danau kecil. Bilal dorong pelan pundak Nadya sampai dia nyaris tercebur. Nadya teriak, lalu gantian ngelempar kerikil ke arah Bilal.

"Bandel banget sih."

"Makanya jangan jaim mulu."

"Aku nggak jaim! Aku elegan."

"Tuh kan ngomong gitu aja jaim."

Mereka ketawa, lalu diam sebentar. Angin sore mengusap pelan rambut Nadya. Bilal melihatnya sesaat, lalu cepat-cepat menunduk.

"Kamu kenapa diem?"

"Nggak apa-apa. Lagi menikmati sore aja. Sama kamu."

GENGSI YANG LULUH

Beberapa hari setelah ngedate, Nadya mulai terbuka. Kirim meme tiap pagi. Kadang voice note iseng. Bilal juga mulai lebih hangat. Kadang nitip buku di tas Nadya, padahal dia bawa tas sendiri.

"Biar ada alasan ngobrol," kata Diah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun