Jika syukur dilihat dari pengertian ini maka kita akan menemukan satu kesimpulan bahwa hakikat syukur menampakan nikmat, dan hakikat syukur kita akan menemukan satu kesimpulan bahwa hakikat syukur menampakan nikmat", dan hakikat kekufuran adalah menyembunyikan nikmat, menutup-nutupinya, mengingkarinya dan atau melupakannya. Menampakanya nikmat yang sesuai dengan yang dikehendaki oleh pemberinya, juga menyebut-nyebut nikmat sekaligus menyebut-nyebut Pemberinya. Dan hal ini sejalan denga Al-qur'an  sendiri:[30]Â
Â
Allah berfirman:
Â
()
Â
Artinya:
Â
      "Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaknya kamu siarkan (dengan menyebut-nyebut)" (QS.Ad dhuha: 11).
Â
      Nabi Muhammad SAW, bersabda, "Allah senag melihat bekas (bukti) nikmat-nya dalam penampilan hamba-nya" (diriwayatkan oleh at Tirmidzi). Ini artinya Allah sangat suka kepada seorang hamba yang menampak-nampakkan nikmat pemberian-Nya sebagai bukti rasa terima kasihnya.