Mohon tunggu...
Moh Ikhsani
Moh Ikhsani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Senang menulis topik sepak bola.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Ayahku Superhero

21 September 2022   10:31 Diperbarui: 11 Oktober 2022   13:45 1454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: freepik.com

Sudah 30 menit ibu dan ayahku belum kembali ke hotel. Tapi aku tak merasa cemas, karena ayahku yang sudah tahu betul seluruh Kota Jakarta itu membuatku tenang.

Di kamar hotel, kulihat Kak Kevin masih sibuk memilih barang-barang yang akan dibawanya ke Jepang. Di sana nanti, dia akan melanjutkan pendidikan S-3 selama tiga tahun. Itu berarti, aku dan kedua orang tuaku akan berpisah selama tiga tahun lamanya dengan kakakku itu.

Sungguh waktu yang lama untuk berpisah, namun apa boleh buat, itu demi cita-cita kakakku yang sempat tertunda selama tiga tahun.

Setelah dua jam lamanya, akhirnya ayah dan ibuku pulang ke hotel dengan membawa dua kantong plastik berisi baju-baju kebaya aneka warna. Seperti ibuku bilang, baju-baju itu akan dibagikan kepada saudara yang berada di rumah.

Waktu sudah menunjukkan siang hari, ayahku lagi-lagi keluar dari hotel untuk membelikan makan siang kami. Aku terharu, ayahku yang sudah lama di Jakarta itu, mungkin saja menganggap kami tidak tahu jalanan Jakarta, yang membuatnya berinisiatif untuk dia saja yang keluar membelikan makanan untuk kami.

Sepulang membeli makanan, ayahku membawa gudeg kepada kami, makanan kesukaanku, yang hampir setiap satu kali dalam seminggu, aku pasti memakannya sewaktu di kampung.

Semua aktivitas dihentikan saat itu juga, kami dengan lahap menikmati makan siang kami yang sangat lezat.

Malam harinya, setelah salat Isya, kami semua jalan-jalan ke luar hotel. Menikmati suasana ibu kota yang tentunya sangat berbeda dengan suasana di kampung.

Kulihat anak muda-mudi berboncengan dengan mesra, lalu sepasang suami istri yang menggendong kedua anaknya menyeberang jalan, hingga para tukang ojek online yang sedang menunggu penumpang di depan hotel tempat kami menginap.

Walaupun malam itu bukan malam Minggu, namun jalanan dan mal dipenuhi oleh orang-orang yang menghabiskan waktu malamnya di luar bersama teman, kekasih, maupun keluarga.

Dengan berjalan kaki menyusuri trotoar depan hotel tempat kami menginap, kami pergi ke Mal Sarinah. Mal yang memiliki sejarah panjang itu begitu ramai sekali ketika kami tiba di sana. Di sebelah kirinya, terdapat tempat untuk acara musik di luar ruangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun