Mohon tunggu...
Moh Ikhsani
Moh Ikhsani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Senang menulis topik sepak bola.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kecemburuan si Bungsu

15 Juli 2022   20:33 Diperbarui: 11 Oktober 2022   13:25 1181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: vectorstock.com

Orang-orang di rumah itu masih melakukan kegiatan rutin mereka, makan siang bersama setiap Minggu Spesial yang sudah menjadi tradisi di keluarga mereka.

Fahri dan Anisa, sepasang suami-istri yang harmonis. Pernikahan yang sudah berjalan 30 tahun telah dikaruniai dua orang putri, Zahra dan Patricia. Kakak beradik yang usianya hanya terpaut tiga tahun.

Zahra, anak sulung berwajah cantik dengan lesung pipi yang menambah kecantikannya, dia cerdas dalam hal akademik. Sejak SD hingga SMA, sudah banyak prestasi yang dia dapatkan. Salah satunya menjuarai lomba fisika.

Hal itu berbanding terbalik dengan Patricia, gadis lugu berambut pirang yang prestasi akademiknya tak sebagus Zahra. Namun di lain sisi, dia pandai dalam hal agama dan mahir menulis.

Dengan prestasinya itu, membuat Zahra mudah diterima di perguruan tinggi. Dia tak perlu pusing memikirkan akan kuliah di mana. Sebab, tanpa harus mendaftar pun, dirinya sudah diterima melalui jalur prestasi. Sungguh luar biasa.

Selama menjadi mahasiswi, prestasinya terus meningkat, dia sering dikirim ke berbagai perlombaan tingkat nasional. Walaupun dia tak juara, paling tidak sudah banyak pengalaman yang dia dapatkan.

Lagi-lagi, hal itu tidak sama dengan Patricia, adiknya. Wanita berhidung mancung itu tidak sepandai Zahra dalam hal akademik, dia sulit diterima di perguruan tinggi, berkali-kali dia mengalami kegagalan. Berbagai cara dan tes sudah dijalaninya, namun nasib baik belum berpihak kepadanya.

Hingga dia putuskan menunda kuliah selama setahun untuk mencoba lagi di tahun depan. Keputusan yang berat baginya, namun dia yakin dengan keputusannya itu.

Sederet prestasi yang telah didapatnya, membuat Zahra menjadi anak emas di keluarga. Dia seperti anak yang diprioritaskan, terutama oleh ayahnya yang seorang dokter. Fahri sering membelikan apa pun yang diinginkannya.

Fahri, sebagai seorang ayah juga mengarahkan Zahra agar dia seperti dirinya, melanjutkan pekerjaannya sebagai dokter bedah. Segala macam kursus juga telah didaftarkannya, mulai dari kursus pendidikan hingga bahasa asing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun