Nguriuri adap asor marang wong tuo
Senajan urip wolakwalike jamanÂ
Ojo melu ngedan jere nek ra mangan ra keduman
Guntoro        :"Mak, (Guntoro bergegas mendekati Emak. Emak tetap nembang tak menghiraukan suara Gun)Â
"Mak... lusa Gun pulang ke pekalongan. Kami akan membicarakan sesuatu yang penting sama Emak." (kata-katanya Lembut sambil duduk mendekati Emak yang sedang mengunyah sirih. Mata Guntoro melirik bayu aji sebagai kode)
Bayu            "hmm begini Mak, (sambil mendekat) apa sebaiknya tidak Emak bagi saja tanah pekarangan ini untuk kami. Mumpung  Emak Masih ada." (suaranya terbata-bata, sesekali matanya melirik Guntoro yang melotot ke arahnya memberikan kekuatan)
Emak           :"Yu Bayu, kamu nglindur to Le (Emak terperanjat, kerongkongannya seakan tercekik dan menghentikan kunyahan sirihnya yang belum begitu halus diselasela gigi kuatya). "Emakmu ndak sedang mimpi to Le?."
Bayu dan Guntoro menggeLeng bersamaan.
Emak           :"Maksudnya, kalian mau membagi warisan dari tanah pekarangan peninggalan bapakmu ini secepatnya?"
Guntoro        :"Ya begitulah mak kira-kira. Kita butuh modal, usaha kami makin surut saja mak. Gak ada salahnya kan Mak, kita minta bagian warisan dari Emak. Toh buat modal hidup anak
cucu Emak."