Mohon tunggu...
Mia Ismed
Mia Ismed Mohon Tunggu... Guru - berproses menjadi apa saja

penyuka kopi susu yang hoby otak atik naskah drama. pernah nangkring di universitas negeri yogyakarta angkatan 2000. berprofesi sebagai kuli di PT. macul endonesa bagian dapor

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tanah Tembuni

1 Oktober 2019   09:15 Diperbarui: 1 Oktober 2019   10:08 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Babak 5

Hujan sore itu membuat dingin seisi rumah. Jalan desa terlihat Lengang. Seakan penduduk desa kusyuk dengan perapian dan selimut yang menanti diperaduan. Terlihat tiga sosok manusia seperti kusyuk dengan pikiran yang beku. Mega yang kalut dan Emak sebatang kara karena perlakuan aNak dan menantunya. Terlihat Mega memeluk erat buah hati terlelap digendongannya. Lampu teplok seakan  menyanyikan senandung lara hati wanita yang retak. Emak duduk dikursi tak jauh dari Mega sembari nembang.

                                putuku bocah impen kepatipati

marang bopo biyung kang gemati

seng sareh yo ngger  kudu teteg atimu marang ungkoro

gusti pangeran ora sare ngger


nyenyuwuno kanti di paring pitulung 

kamuliyanan titi toto tentrem 

 

 Emak                    :"Menjadi ibu bagi seorang wanita adalah kodrat sekaligus derajat kemuliaan. Tak pernah ada batas kasih sayang untuk aNak-aNaknya. Apapun akan dilakukan. Setiap tangannya mengalirkan doa dan tidurnya adalah tentang mimpi berupa harapan. Supaya kelak aNak-aNaknya mulyo, aNak-aNak nasibnya Lebih baik daripada orang tuanya. Tidak ada yang dibeda-bedakan. Tidak ada rasa dendam. Hanya pengharapan doa semoga aNak-aNak kembali menjadi orang baik."

"Kalau bapak Masih hidup, pasti akan sedih."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun