Ia hanya ingin memejamkan mata sebentar.
Tapi waktu tak mengenal belas kasih.
Pukul 01.52 -- Bangun di Tepi Got
Nullok terbangun dengan rasa nyeri di leher. Kardus kerupuk tergelincir, beberapa jatuh. Paha kanan kesemutan, dan dagunya terasa seperti dihantam batu kecil.
Ia bingung, lalu pelan-pelan duduk.
Seorang tukang ojek malam yang sedang ngopi di pos ronda menatapnya heran.
"Bang, lo pingsan ya?"
Nullok hanya senyum. "Enggak... cuma capek..."
Dengan sisa tenaga, dia ambil kerupuk yang jatuh, masukin lagi ke kardus, dan melanjutkan perjalanan.
Pukul 02.30 -- Kembali ke Rumah
Marti menunggu di ruang depan. Sambil rebahan, iPhone 16-nya masih menyala. TikTok terus diputar. Tangan kanannya mengelus-elus layar, sementara tangan kirinya memegang buku catatan utang piutang rumah.