Mohon tunggu...
Maritza Fitri Diredja
Maritza Fitri Diredja Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa

Seorang mahasiswa S1 Akuntansi UPN Veteran Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aktualisasi Demokrasi Pancasila di Tengah Pandemi Covid-19

4 Desember 2022   21:25 Diperbarui: 4 Desember 2022   22:00 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abstract

Currently, every aspect of the Indonesian state should adhere to Pancasila so that the impact of this pandemic does not get worse and spread. Pancasila is the basis of the state philosophy, or state ideology. In this regard, Pancasila functions as a set of principles and standards that guide the administration of the state or as a basis for controlling it. In order for our country to be successful in fighting the Covid-19 pandemic, there must be coordination between the state and Pancasila. social justice for all the people of Indonesia. Based on this, we conducted this research with the aim of realizing the actualization of Pancasila democracy in the midst of the Covid-19 pandemic in Indonesia. The method we used in this research is descriptive research method, with the aim of obtaining answers related to people's responses, opinions, and perceptions, therefore the discussion presented must be carried out qualitatively or by using descriptions using words. Based on this research, it can be concluded that besides functioning as the basis of the state and the way of life of the Indonesian people, Pancasila and the Constitution also function as the framework for the country's political system. With this pandemic, we can practice Pancasila values. Not only the state, but all citizens must interpret and implement Pancasila as the source of all sources of law. So that the legal products produced there truly crystallize Pancasila values. Especially in the face of a pandemic. Because the state bears full responsibility for the health and safety of its citizens.

 Keywords: Pancasila Democracy; Economic growth; Southeast Asia; Post-Covid-19

Pendahuluan

Wabah yang melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia, mencengangkan semua orang. masalah yang ditimbulkan oleh wabah penyakit virus, khususnya virus Covid-19. Wuhan, Cina, melihat permulaan wabah ini pada Desember 2019. Dilasir dari penggabungan infeksi.kemkes Corona virus adalah nama dari virus ini. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona dapat menyerang manusia dan hewan. Ini biasanya menyebabkan infeksi saluran pernapasan pada manusia. Selain itu, virus ini telah merenggut banyak nyawa manusia melalui banyak kematiannya.

Pada 11 Maret 2020, WHO akhirnya menetapkan virus corona sebagai pandemi karena penyebarannya yang cepat. Fakta bahwa Covid-19 saat ini diklasifikasikan sebagai pandemi atau epidemi di seluruh dunia menunjukkan bahwa virus ini menyebar begitu cepat sehingga hampir tidak ada negara di dunia yang dapat menjamin bahwa mereka kebal terhadapnya. Lockdown juga telah dilakukan di sejumlah negara, termasuk China, Spanyol, Italia, dan Malaysia, untuk menghentikan penyebaran virus corona. Otoritas negara membuat keputusan untuk mengunci, mencegah siapa pun menggunakan ruang publik atau transportasi apa pun (Mona, 2020).

Hampir semua negara menyarankan penghuninya untuk menghindari meninggalkan rumah kecuali benar-benar diperlukan. Pengecualian berlaku bagi orang yang harus keluar rumah untuk menyelesaikan tugas yang bisa diselesaikan di rumah. Perubahan tersebut tentunya berdampak signifikan pada berbagai sektor. Dunia bisnis menjadi sunyi akibat perubahan aktivitas sosial, termasuk di industri pariwisata, transportasi online, penjualan ritel, dan banyak bidang lainnya.

Seiring berjalannya waktu, masyarakat mulai menyadari bahwa untuk menjaga keseimbangan ekonomi, diam di rumah tidak bisa dilakukan terus menerus. Sejumlah negara juga mulai menilai kembali sikap mereka terhadap pergerakan warga. Virus SARS-CoV-2, yang menghasilkan Covid-19, masih berbahaya. Jumlah korban meninggal akibat virus Corona terus meningkat. Inilah titik di mana cara hidup baru atau normal baru akan diperkenalkan (Zamzami, 2021).

Oleh karena itu, Indonesia pun mengambil keputusan untuk melakukan lock down, namun tidak semua akses dibatasi. Efek pandemi ini juga tidak seperti efek khas Anda. Wabah ini berdampak pada ekonomi, politik, dan kemudian pendidikan. Tetapi setelah wabah ini, individu menyadari betapa pentingnya kesehatan tubuh. Karena pandemi, orang-orang saling peduli dan bekerja sama untuk mencari solusi. Selain itu, melalui cobaan ini membawa manusia lebih dekat kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sensasi yang tadinya memudar selama wabah ini tiba-tiba muncul kembali. Rakyat Indonesia tidak lagi menganut nilai-nilai pancasila. Masyarakat kini semakin sadar akan pentingnya penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara bangsa Indonesia tidak mungkin dilupakan begitu saja. Landasan bersama kita dalam berbangsa dan bernegara haruslah Pancasila. Ibarat mengubah kurikulum di negara kita, formula ini sudah menjadi salah satu yang tidak bisa diubah lagi. Setiap warga negara Indonesia tunduk pada sifat wajib atau paksaan status Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila tidak tercipta dalam semalam; melainkan memiliki sejarah yang panjang (Hariyono, 2014).

Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Kebijaksanaan, Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, dan Terwujudnya Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah lima sila yang terdapat dalam Pancasila. Sebelum Pancasila secara formal ditetapkan sebagai falsafah negara, nilai-nilai intinya---nilai ketuhanan, nilai sosial, dan nilai keadilan---telah ada dan terlihat dalam aktivitas sehari-hari masyarakat Indonesia. Nilai-nilai tersebut merupakan bagian dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum berdirinya negara yang berupa nilai-nilai adat, budaya, dan agama. Prinsip-prinsip tersebut menjadi pedoman untuk mengatasi persoalan-persoalan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia (Kaelan, 2002).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun