Mohon tunggu...
Maria Tanjung Sari
Maria Tanjung Sari Mohon Tunggu... Blogger | Content Writer | Content Placement Artikel di Blog | Reviewer Produk dan Jasa di Blog. Untuk kerja sama bisa email di titikterang751@gmail.com

Blogger Surabaya yang mengelola beberapa blog diantaranya santaisore.com dan curhatanku.com Senang menulis mengenai dunia HRD, suka mengamati perilaku sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jika Masih Ada Lowongan Kerja yang Membatasi Usia Pelamar, Lalu Bagaimana Kita Sebagai Pencari Kerja Menyikapinya?

14 September 2025   20:48 Diperbarui: 14 September 2025   20:48 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Credit Photo: Freepik

Di sebuah kota, sebut saja namanya Bunga dan kebetulan dia sedang melamar pekerjaan sebagai staff administrasi di beberapa perusahaan swasta. Kebetulan Bunga baru saja resign dari perusahaan tempat dia bekerja dikarenakan memang tidak diperpanjang kontrak kerjanya.

Bunga sudah banyak sekali mengirimkan lamaran pekerjaan ke beberapa perusahaan. Dia juga aktif ikut grup WhatsApp yang isinya informasi seputar lowongan kerja. Selain itu juga Bunga menjadi member di beberapa situs lowongan kerja. Begitu maksimal usaha Bunga dalam mencari kerja, namun belum ada satupun berkas lamaran kerjanya yang "nyantol" minimal untuk interview. Dia berharap bisa diterima bekerja di usianya yang sudah tidak muda lagi. Maklum saja, saat mencari kerja, usia Bunga sudah menginjak 38 tahun.

Lain halnya cerita dari Santi (bukan nama sebenarnya) dimana akhirnya dia menyuruh suaminya yang bernama Nico (bukan nama sebenarnya) untuk mencari pekerjaan tetap. Profesi Nico sebagagi driver ojek online tentu saja tidak menghasilkan pendapatan tetap. Apalagi in this economy, bisa bawa pulang pendapatan harian dari ojol saja sudah sudah sangat disyukuri. Nico sendiri sebelum menjadi driver ojol adalah karyawan swasta yang sudah bekerja selama 7 tahun di perusahaan ekspedisi namun terkena dampak pengurangan pegawai. 

Santi sendiri sebenarnya sudah bekerja di sebuah perusahaan swasta sebagai karyawan tetap. Namun karena mereka berdua memiliki 3 orang anak, Santi merasa penghasilan bulanannya kurang mencukupi untuk hidup berlima. Nico pun menyetujui keinginan istrinya untuk mencari kerja kantoran yang bisa menghasilkan gaji bulanan. 

Sama halnya dengan Bunga, Nico yang sudah berusia 42 tahun bingung karena sudah 6 bulan usahanya  melamar kerja belum membuahkan hasil. Nico sendiri tak pilih-pilih kerja, meskipun ijazahnya S1 namun Nico juga melamar posisi yang membutuhkan karyawan dengan ijazah minimal SMA.

Tentu kegelisahan Bunga dan Nico menjadi kegelisahan sebagian masyarakat yang secara usia masih masuk ke dalam golongan tenaga kerja produktif namun pada kenyataannya persyaratan usia menjadi penghalang mereka untuk bisa lolos melamar kerja. 

Sumber Foto: Capture yang diblur, Edit by Canva
Sumber Foto: Capture yang diblur, Edit by Canva

Saya pribadi juga follow beberapa akun di media sosial yang menyediakan informasi seputar lowongan kerja dan memang menemukan realita bahwa pembatasan usia kerja dan permintaan agar calon karyawan berpenampilan menarik terkadang menjadi syarat utama sebuah lowongan kerja. Memang hal tersebut menjadi hak dan wewenang perusahaan yang membuka iklan lowongan kerja, mau merekrut karyawan yang seperti apa.

Namun terkadang pembatasan usia kerja seperti gambar yang saya unggah di atas menjadi kurang adil bagi sebagian pencari kerja usia produktif dengan pengalaman kerja yang cukup mumpuni. 

Menurut saya, ada beberapa faktor kenapa sebuah perusahaan menetapkan pembatasan usia ketika merekrut tenaga kerja baru yaitu:

1. Mempertimbangkan Pemberian Gaji yang Lebih Efisien

Biasanya tenaga kerja yang sudah berpengalaman memiliki ekspektasi gaji sesuai pengalaman kerja mereka, sementara calon pelamar fresh graduate biasanya pertama kali bekerja akan mengikuti standar gaji yang ditetapkan oleh perusahaan. Tidak ada yang salah dan benar dengan kedua tipe calon pelamar seperti ini. 

Perusahaan pun punya kriteria tertentu dalam melakukan seleksi penerimaan karyawan baru. Tentu perusahaan ingin yang terbaik bagi kemajuan bisnisnya sehingga banyak faktor yang perlu dipertimbangkan ketika menerima calon karyawan baru, seperti urgensi dari penempatan karyawan pada posisi kosong di kantor, serta pertimbangan lainnya.

Jika menerima karyawan baru seorang fresh graduate bisa menghemat dari segi operasional gaji, maka itu hak perusahaan dalam mengambil keputusan tersebut. 

2. Kesehatan Fisik Masih Prima dan Menghindari Drama

Pembatasan usia kerja dilakukan sebuah perusahaan ketika merekrut tenaga kerja baru biasanya dalam upaya untuk menghindari drama ketika karyawan sudah resmi bekerja. Saya sering mendapati curhat dari teman dimana punya rekan kerja yang secara usia sudah matang (di atas 35 tahun) namun ketika bekerja sering tidak disiplin dikarenakan urusan keluarga mereka dan mengeluh sedang dalam kondisi sakit meskipun bukan sakit yang berat.

Jadi teman saya bercerita kalau beberapa rekan kerjanya selalu saja punya alasan untuk terlambat masuk kantor. Beberapa alasan yang biasanya muncul adalah antar anak sekolah, antar anak ke dokter, antar mertua ke dokter, mengeluh sakit flu, hingga mengeluh sepeda motornya mogok padahal bisa diusahakan naik kendaraan umum.

Tenaga kerja usia muda yaitu fresh graduate biasanya belum menikah sehingga alasan-alasan klise yang saya sebutkan di atas tidak perlu terucap. Selain itu kondisi fisik tenaga kerja usia muda masih cukup stabil sehingga diharapkan ketika bekerja dapat diminimalkan alasan sakit tersebut.

3. Mudah untuk Diarahkan

Ketika mempekerjakan seorang tenaga kerja yang belum berpengalaman di bidangnya serta masih fresh graduate, biasanya akan mudah diarahkan oleh pimpinannya. Berbeda dengan tenaga kerja yang sudah berpengalaman biasanya akan memiliki ciri khasnya sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan. Namun bukan berarti tenaga kerja yang sudah berpengalaman apabila bekerja di kantor baru lantas akan berbuat seenaknya. Semua kembali ke individu masing-masing. Terkadang ada juga tenaga kerja yang baru lulus sekalipun, tidak menunjukkan disiplin dan attitude yang baik bahkan ketika awal masuk kerja. Sementara tenaga kerja yang sudah berpengalaman dan mungkin usianya tidak sesuai kualifikasi dari perusahaan yang merekrutnya, justru lebih good attitude dalam bekerja.

Lalu bagaimana kita menyikapi adanya pembatasan usia kerja ketika melamar di sebuah perusahaan? Mungkin ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, misalnya saja:

1. Cari Lowongan Kerja yang Tidak Membatasi Usia 

Mungkin poin nomor 1 ini agak cukup sulit namun kamu tidak perlu khawatir. Selama di sebuah lowongan kerja tidak tertera batasan usia, tetap masukkan saja lamaran kerja di perusahaan tersebut. Perihal nantinya kamu tidak diterima maka anggap saja belum rejekimu.

Lalu kamu juga bisa mencari beberapa situs loker dimana ada kategori untuk pelamar usia 50 tahun seperti tautan berikut https://id.jobstreet.com/id/usia-50-tahun-jobs . Memang tidak mudah mencari lowongan kerja apabila dibatasi usia namun tetap yakin akan ada perusahaan yang mempercayai kita karena kompetensi serta skill yang dimiliki. 

2. Tingkatkan Skill dan Kompetensi 

Tingkatkan skill sembari melamar kerja. jika kamu khawatir dengan masalah biaya, maka saat ini teknologi makin berkembang, dan kamu bisa mempelajari skill baru secara online di situs-situs yang menyediakan kelas gratis misalnya. Jika ada kemauan untuk belajar maka selalu ada jalan yang bisa kamu temui dalam upaya meningkatkan skill.

3. Perluas Network

Jangan berkecil hati ketika lamaran kerja kita belum lolos sampai tahap interview. Sembari tetap melamar kerja, coba luangkan waktu untuk memperluas network. Kamu bisa mencari komunitas positif di media sosial. Sesuaikan saja dengan hobimu. Siapa tahu setelah bergabung dengan komunitas tersebut, akan banyak informasi seputar lowongan kerja yang bisa kamu dapatkan.

Untuk kamu yang saat ini masih berjuang melamar kerja, jangan putus asa ya! Semoga kesuksesan menantimu!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun