"Badanku lemas say," katanya, "dari tadi muntah terus. Mual."
"Sarapan di meja sudah di makan?"
"Sudah."
"Masuk angin kamu sayang?"
"Gak tahu."
"Mau berobat apa kerok ya?"
"Gak mau."
"Maunya apa?"Â
"Pengen kamu!"
"Ah kamu, sini aa kasih minyak kayu putih."
Bergegas aku usapkan ke sekujur tubuhnya. Semoga saja memberi kehangatan. Tubuhnya bermandikan keringat dingin. Dia hanya tersenyum melihat cemasku. "Makasih ya sayang, maafkan sikap isterimu yang kerap bikin cemas."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!