Mohon tunggu...
Mahyu Annafi
Mahyu Annafi Mohon Tunggu... Guru Ngaji

Hamba yang sedang belajar menulis, suka membaca dan menelaah berbagai pemikiran. Saya condong menulis ke dunia pendidikan, mental, politik dan isu sosial. Angkatan ke 38 di Kelas Menulis Rumah Dunia (KMRD) di Serang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Isteri yang Tak Lagi Hangat

7 Agustus 2025   00:37 Diperbarui: 7 Agustus 2025   00:37 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tapi ya kapan?" tanyanya merajuk.

Aku tahu, hatinya tidak sedang baik. Siapa sih yang tidak ingin punya momongan di usia pernikahan yang tidak lagi baru? Aku amat maklum. Tapi mau apa, toh kami sudah berusaha. Baik medis pun non medis. Allah tentu saja punya rencana lain yang belum kami pahami.

"Nanti ya, setelah kita punya pesawat pribadi."

"Ah kamu cin, aku pengen seperti perempuan lain. Jadi perempuan yang sempurna, punya buah cinta yang bisa jadi tanda kebersamaan kita. Aku capek terus ditanya, kapan punya anak? Kenapa belum juga punya momongan? Kenapa belum juga hamil. Sedangkan kamu tahu cin, teman-temanku sudah punya momomgan. Lah aku?!"

Dia pun menangis histeris di pelukanku. Aku memeluknya makin lekat. Membiarkannya menuangkannya semua gundahnya. Mendengarkan degup jantungnya yang berlari cepat, meluapkan ombak resahnya.

***

Karena pikirku tak lagi konsen, aku izin pulang lebih awal. Entah kenapa, bayangnya tergambar di pelupuk mata. Aku pacu kendaraan dengan cepat. Aku ingin bergegas datang ke rumah, melihat wajah kekasih halalku itu. Ada apa denganmu cinta?

Sesampai di rumah kegundahanku makin menjadi karena melihat keadaannya yang begitu lesu nan lemas. Cepat aku peluk dengan tangis yang entah tiba-tiba menyeruak.

"Kenapa kamu sayang?"

"Gak apa-apa sayang, aku sehat," jawabnya lemas dengan tatapan pucat.

"Jangan bohong kamu ah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun