"Kamu jam segini baru pulang?" Cecarku melihatnya pulang malam.
"Kamu juga, kan?"
"Aku jelas pulang kerja. Kamu tahu itu. Cuma kamu, apa yang dilakukan?"
"Aku habis reuni sama teman-teman."
"Pulang jam sembilan malam karena habis reuni?"
"Ya."
"Kamu sadarkan?"
"Sadarlah, di kira aku gila," ia menatapku dengan tatapan dingin nan tajam.
"Apa sih maumu, kok sekarang bertingkah aneh?"
"AKU BOSAN!"
Kalau saja aku tidak ingat nasihat Emak mungkin sudah aku pukul dia. Tapi, apa untungnya api dibalas api. Semarah apa pun aku selalu berusaha tidak melakukan kekerasan fisik. Bukan tidak bisa, bisa saja. Tapi rasa cintaku lebih besar dari rasa marah itu.