Di atas tanah yang bertuan sah,
berdiri rumah, menjulang megah.
Dinding-dinding kokoh menyimpan kisah,
tentang harapan, ketakutan, dan pasrah.
Di lorong-lorong yang sempit dan sumpek,
warga bertahan, nasibnya tercekik.
Tanah perusahaan yang mereka duduki,
jadi tempat bernaung, jadi bukti.
Namun hukum berbisik tegas,
hak milik tak bisa luruh deras.
Pembangunan pun tertahan di sana,
tak ada jalan, tak ada cahaya.
Jembatan yang mestinya menyatukan,
terhenti di batas peraturan.
Sanitasi yang harusnya menyehatkan,
terjerat aturan yang membingungkan.
Perusahaan tak bisa berbuat banyak,
terhimpit aturan dan suara rakyat.
Namun tanpa kepastian yang nyata,
wilayah ini tetap sengsara.
Di antara hukum dan rasa kemanusiaan,
dilema ini terus jadi perbincangan.
Haruskah aturan berdiri tegak,
atau keadilan memberi tempat lebih lapang?
Tak ada jawaban yang benar-benar pasti,
antara hak, hidup, dan regulasi.
Yang tersisa hanyalah pertempuran,
di tanah bertuan yang tetap bimbang.
Jakarta, 23 Februari 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI