Bayangkan kalau Tan Malaka hidup di zaman algoritma mungkin nalar revolusionernya sudah jadi logika komputasional yang membongkar sistem, bukan cuma kolonialisme. Tulisan ini mencoba mengulik bagaimana pikiran-pikiran tajam Tan Malaka bisa dibaca ulang lewat kacamata nalar komputasional, tapi tetap dengan napas manusia: berpikir bebas, logis, dan membebaskan. Penulis ingin mengajak untuk merefleksikan pemikiran Tan Malaka untuk mengenang lahirnya tanggal 2 Juni 1897.
Sosialisme, sebagai sebuah ideologi dan praktik politik, telah menjadi pendorong utama dalam sejarah perjuangan kelas di berbagai belahan dunia. Di Indonesia, gagasan ini mengalami pergulatan panjang sejak era kolonial hingga pascakemerdekaan, ditandai dengan lahirnya tokoh-tokoh revolusioner yang tidak hanya mengusung wacana pembebasan dari imperialisme, tetapi juga memperkenalkan kerangka berpikir yang radikal, sistematis, dan logis. Salah satu tokoh paling menonjol dalam lanskap ini adalah Tan Malaka.
Sebagai seorang intelektual revolusioner, Tan Malaka tidak hanya menawarkan sosialisme dalam bentuk slogan dan agitasi, tetapi juga mengembangkan dasar-dasar ilmiah dari perjuangan sosial melalui pendekatan materialisme, dialektika, dan logika, sebagaimana dituangkan dalam karya monumentalnya Madilog (1943). Ia mengkritik mistisisme dan takhayul dalam budaya Indonesia, yang menurutnya menjadi penghalang dalam membangun kesadaran kelas yang rasional dan progresif[1].
Tulisan ini mencoba menjelaskan keterkaitan antara sosialisme, pendekatan materialistik, dan logika dalam perjuangan rakyat Indonesia, dengan merujuk pada karya-karya utama Tan Malaka seperti Aksi Massa, Dari Penjara ke Penjara, Gerpolek, hingga Menuju Merdeka 100%. Dengan pendekatan analitis dan kontekstual, penulis berupaya mengangkat kembali warisan intelektual Tan Malaka sebagai fondasi alternatif dalam memahami realitas sosial-politik masa kini.
Â
Melalui pembagian dalam enam bab, tulisan ini mengajak pembaca untuk memahami bagaimana sosialisme bukan sekadar ideologi asing, tetapi sebagai sintesis logis dari kondisi konkret rakyat Indonesia. Sebuah upaya untuk meneruskan warisan pemikiran yang telah lama diabaikan, namun sangat relevan untuk membangun masyarakat yang adil dan rasional.
Â
Bab 1: Menyingkap Sosialisme dalam Konteks Indonesia
Â
1.1 Sosialisme: Definisi dan Evolusinya
Â