Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Kado Terindah] Malaikat Baik Hati

8 Oktober 2019   06:00 Diperbarui: 8 Oktober 2019   06:00 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila kupendam rasa ini (Viera-Rasa Ini).

Sivia memendam keinginan. Keinginan agar Ayah Calvin segera pulang.

**  

Hari berikutnya, Ayah Calvin kembali ke rumah. Pria berbaju putih itu naik ke kamar Sivia.

Betapa kagetnya dia.

Robekan-robekan buku berserakan di lantai. Bungkus kosong keripik kentang, bagian tengah apel, tumpahan teh dingin, stik es krim, bunga lily pemberiannya yang telah mengering, dan patahan penggaris teronggok berantakan. Seprai bergambar Elsa Frozen tertarik lepas. Bantal penuh noda, entah noda apa.


"Ya, Tuhan, kenapa berantakan begini?" desah Ayah Calvin lelah. Dia membungkuk, membereskan kekacauan itu.

Dicari-carinya Sivia. Di kamar mandi, tidak ada. Pintu kedua dibukanya. Sivia terduduk di lantai balkon. Tangan dan kakinya luka-luka. Ayah Calvin berdiri menjulang di depannya, pucat dan sedih.

"Cuci lukamu," suruhnya.

Sivia bergeming.

"Cuci lukamu." ulang Ayah Calvin tajam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun