Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kemuraman Jatuh, di Hati Malaikat

31 Agustus 2018   06:32 Diperbarui: 31 Agustus 2018   08:00 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Klapertart? Wah, ini enak banget. Dulu, Mama pernah kasih ini buat Angel waktu pulang dari Manado. Thanks, Daddy." Angel mengecup pipi Daddynya.

"You're wellcome."

Angel mengambil sepotong klapertart. Menggigitnya, mengunyahnya perlahan. Rasa susu membelai lembut lidahnya. Lezat sekali kue peninggalan Kolonial satu ini. Paduan kelapa, kismis, kenari, keju, dan susunya begitu nikmat.

Menelan potongan pertama, Angel kembali merogoh isi kotak. Kali ini mengeluarkan dua potong kue. Detik berikutnya, ia melakukan hal tak terduga. Angel, malaikat kecil itu, menyuapkan potongan klapertart untuk Calvin.

Alhasil mereka pun saling menyuapi. Keduanya sangat menikmati momen kebersamaan itu. Manisnya klapertart tak sebanding dengan manisnya kedekatan mereka.

Puas suap-suapan dengan isi kotak pertama, Calvin mengulurkan paper bag kedua yang masih tersegel rapi. "Angel, kasih yang ini sama Bibi-Bibi dan Paman di dapur ya. Bilang terima kasih ke mereka, karena mereka udah jagain Angel selama Daddy pergi."

Anak cantik itu menurut. Berlari kecil ke dapur yang letaknya jauh sekali dari ruang tamu. Calvin menatapi sosoknya sampai hilang di balik lorong. So cute and pretty, pikirnya. Secara tidak langsung, Calvin mengajari Angel tentang berbagi dan berterima kasih. Begitulah Calvin Wan. Tak pernah lupa keluarga dan pegawai-pegawainya.

Tak lama, Angel kembali dengan wajah cerah. Ia katakan kalau kesembilan asisten rumah tangga senang menerima oleh-olehnya. Calvin tulus memuji. Sejurus kemudian, digendongnya Angel ke kamar.

Di dalam kamar mewah dan sejuk itu, Calvin dan Angel berbaring bersisian. Malam ini, takkan ada fairy tale menjelang tidur. Hanya cerita-cerita kecil dan sederhana. Calvin menceritakan perjalanannya ke Manado, tanpa sedikit pun membahas Revan dan konfliknya. Dia hanya bercerita pemandangan indah yang dijumpainya, Bukit Doa, dan rumah ibadah lima agama. Dia pun meminta maaf karena tak bisa mengajak Angel ke Bumi Kawanua.

"Lain kali, kita liburan sama-sama ya. Angel mau kemana aja, pasti Daddy temani." janji Calvin.

Selama Calvin bercerita, Angel mendengarkan dengan antusias. Ia pendengar yang baik. Tak menyela, tak juga bosan. Saat itulah tetiba Calvin teringat sesuatu. Ia belum shalat Isya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun