Mohon tunggu...
Pinku Queeny
Pinku Queeny Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga

Hai, aku lagi belajar nulis dan ini blog pertamaku. Aku akan senang jika teman-teman berkenan memberikan komentar sebagai kritik dan saran nya terhadap tulisan ku.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sampah dan Mimpi Besarnya

28 Agustus 2025   14:25 Diperbarui: 10 September 2025   00:42 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya Mas, benar sekali, ini camilan favoritnya Raffy lho," jelas sang Ibu.

"Wah, ternyata kita sama, Fy, ini juga camilan favorit Om"

Raffy tersenyum tipis saat mendengar pengakuanku. Sambil menyantap camilan yang disajikan Ibu Raffy, aku bertanya tentang bagaimana seorang Raffy bisa memiliki kebiasaan yang sangat menakjubkan.

"Bu, kalau boleh tahu bagaimana pola asuh Ibu dan Bapak kepada Raffy? Sehingga Raffy bisa menjadi anak hebat dan memiliki kebiasaan yang unik"

"Sebenarnya tidak ada parenting yang gimana gimana, yang pasti saya dan Ayahnya Raffy selalu menanamkan kedisiplinan dan senantiasa menjaga lingkungan," jelas sang Ibu.

"Sebenarnya, awalnya kita juga kaget Mas Irfan, melihat kebiasaan Raffy ini, tapi kemudian saya menjelaskan kepada Raffy lebih luas lagi, termasuk tentang botol bekas yang bisa menghasilkan uang," tambah Ayah Raffy.

"Apakah Ibu dan Bapak tidak merasa khawatir dengan kebiasaan Raffy? Mungkin saja orang di luar sana atau mungkin temannya Raffy akan menganggap aneh kepada Raffy"

"Tentu tidak Mas, karna kita tahu betul apa yang dilakukan Raffy ini. Selain menjaga lingkungan, saya juga menjelaskan tentang bagaimana cara pengolahan sampah. Bahkan, minggu lalu saya mengajak Raffy mengunjungi tempat pengolahan sampah di desa sebelah. Jadi Raffy tidak hanya tahu teorinya, tapi juga melihat langsung prosesnya. Selain sampah plastik yang bisa didaur ulang, ada juga sampah organik yang bisa dibuat menjadi magot atau pupuk."

Dari obrolan ini aku semakin dibuat kagum, bagaimana cara orang tua Raffy mendidik Raffy sehingga menjadi anak yang unik dan hebat. Sebelum aku pamit pulang, aku memberikan hadiah kepada Raffy. Terlihat dia sangat bahagia dengan apa yang aku berikan.

Aku pun merasa sangat senang dengan apa yang diberikan Raffy dan orang tuanya. Aku mendapatkan pelajaran hidup, tentang bagaimana menjaga dan mencintai lingkungan.

Di perjalanan pulang, teringat wajah bahagia Raffy yang membuatku tersenyum, mengingat betapa hebatnya anak ini. Walaupun Raffy memiliki pikiran yang dewasa dan bijaksana, Raffy tetaplah seorang anak kecil yang menggemaskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun