Andai mimpi bisa kupanggil seperti ojek tengah malam,
Mungkin aku sudah menjemputnya.
Mengajaknya pulang,
Dan tinggal bersamaku di dunia yang kutulis sendiri.
Namun mimpi bukan tamu yang bisa ditunggu di gerbang,
Ia adalah jalan panjang.
Kadang sepi, kadang berliku,
Kadang membuat kaki gemetar karena hampir menyerah.
Tapi bukankah justru itu indahnya?
Bahwa mimpi bukanlah hadiah murahan.
Melainkan mahkota yang hanya pantas dipakai,
Oleh mereka yang berani terluka,
Tapi tetap berjalan.
Aku mungkin belum tinggal di dunia yang kupinta,
Tapi aku sedang membangunnya,
Batu demi batu, tekad demi tekad.
Sampai suatu hari,
Aku bisa berkata,
"Aku tak sekadar menjemput mimpi,
Aku menciptakan jalanku sendiri menuju sana."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI