Merasa ada yang memanggil, anak tersebut menoleh dan menyapu pandangan sekitar mencari sumber suara.
"Hei, nak, masih ingat aku?" Dengan nafas yang sedikit terengah.
"Maaf, siapa ya Om?" tanyanya heran.
Tentu, tidak mungkin dia mengingatnya.
"Ah sudah lah, kamu pasti tidak ingat. Oh ya ada yang ingin Om tanyakan sama kamu, boleh minta waktunya sebentar?"
"Maaf Om, tapi aku harus segera pulang," jelasnya.
"Baiklah, rumahmu 50 meter setelah persimpangan depan itu kan?"
"Benar, Om tahu dari mana?"
"Om tahu dari kamu, begini saja, supaya kamu tidak merasa takut kalau Om ini akan culik kamu. Om akan ikutin kamu dari belakang, nanti kita ketemu di persimpangan, Om mau main ke rumahmu, boleh kan?"
Dia memberikan jawaban dengan menganggukan kepalanya, kemudian lanjut jalan. Aku mengikutinya dari belakang, hingga akhirnya kita sampai di persimpangan. Terlihat sebuah rumah yang tidak begitu besar, namun memiliki halaman yang cukup luas. Dan penuh dengan tanaman hijau.
"Wah, rumahmu sangat asri ya, Nak!"