Mohon tunggu...
Murni KemalaDewi
Murni KemalaDewi Mohon Tunggu... Novelis - Lazy Writer

Looking for place to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pemberontakan Cinderella

23 Mei 2019   05:40 Diperbarui: 23 Mei 2019   05:58 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Ooo... yang jumlahnya 6 pasang itu kan, Pak!" serunya gembira.

"Yang mana sih?" tanya Erni menyenggol Dian.

" Yang itu loh, sepatu yang pernah dibeli sama waria yang dulu sempat bikin kita kalang kabut. Yang berkeras buat ngedapatin sepasang, yang mulanya mau kita jadiin pajangan karena ndak layak jual." jelas Dian.

"Oooo sepatu yang itu!" kata Erni mengangguk tanda mengerti.

"Benar! Sepatu yang itu" sambar managernya antusias.

"Memangnya ada apa dengan sepatu itu, Pak?" tanya Dian lagi.

"Dengar ya! Jika kalian punya info sekecil apapun mengenai sepatu itu, kalian harus menyampaikannya pada saya segera. Terutama yang dibeli oleh waria itu." jelas managernya penuh semangat.

"Loh, kan tinggal dilihat di daftar alamat, Pak. Jadi kita bisa segera menanyakan mengenai sepatu itu pada para pembelinya." jelas Dian lagi.

"Saya tahu! Tapi bisa saja kan, kalau mereka membeli sepatu itu untuk dijadiin hadiah. Jadi saya berharap kalian bisa mengingat dengan baik alasan apa yang disampaikan oleh setiap pembeli sepatu itu ketika membeli sepatunya. Sementara yang dibeli oleh waria itu, bukannya saat itu kita tidak meminta alamatnya? Karena kita sudah lelah dengan semua teror yang dilakukannya hanya demi mendapatkan sepatu itu?!" kata managernya lagi.

Erni dan Dian tertawa mengingat saat itu. Memang saat itu mereka sangat shock sekali ketika Memey memasuki toko dan bilang kalau sepatu itu harus dibelinya. Mereka semua hanya ingin segera lepas dari teror Memey, hingga akhirnya menjual sepatu itu tanpa menanyakan alamat ataupun namanya.

"Oke Pak kalau begitu. Saya coba-coba ingat loh, Pak. Tapi saya ndak janji" jawab Dian jenaka.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun