Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Puisi | Duka Tak Pernah Mendustai Hatimu

22 April 2019   18:28 Diperbarui: 22 April 2019   18:35 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa duka yang bersalah bila akhirnya hatimu terluka, bukankah rumpun bambu di depan rumahmu setia mengingatkan, gemericik air pancuran senantiasa menyadarkan, hatimu mulai membatu, jiwamu gampang meragu, hingga akhirnya belati cinta menggores tajam ulu hati

Kini engkau telah ternoda, kumbang terbang seolah tiada salah. kau jebak jiwamu,kau tipu nuranimu,kau korbankan yang paling berharga. putik ranum bunga cempaka, terkulai lemah terhimpit timbunan dosa

Di keremangan cahaya kini kau berada, berharap rembulan bawakan harapan bersama malam. bersama luka yang kian bernanah, beribu sesal bagai mengoyak dada, kau selonjorkan kaki seakan pasrah. tuhan berilah aku cahaya di atas segala luka.

Bagan batu 22 april 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun