"Kalian mau menginap di mana?"
"Rumah saudara aku di Astanaanyar," kata Ambar.
"Sok aku antar. Besok sore Kang Harland mungkin antar kita ke Ciwidey. Kang Syafri sudah menyiapkan penginapan di sana. Tetapi pagi-pagi aku pulang bersama Kang Syafri  karena harus kuliah."
Widy menstarter motor Rikuo Tipe 97 dan hendak melaju meninggalkan stasiun. Â Sejumlah sepeda motor berisi belasan pemuda dan pemudi menghalangi jalan mereka. Â Para pemuda dan pemudi itu mengenakan celana jengki dan jaket merah.
"Sialan! Itu crossboy Jakarta, adik aku berurusan dengan mereka," kata Jilly.
"Itu seperti milik Syafri ya!" ucap salah seorang dari mereka berbadan besar dan berambut gondrong. "Iya, Â nggak banyak yang punya. Anak Cikini dulu!"
Pemuda itu memegang motor itu. Widy paham itu pasti Dika pimpinan crowwboy dari Jakarta, yang sudah mendengar teman-temannya bermasalah dengan hukum di Bandung. Â Widy sudah memakai helm.
Yang perempuan juga turun dari motor. "Aduh, luh Jilly, yang mukulin adik gue!"
Mereka dikepung. Widy menghentikan motornya. Jilly pun turun dan dia meminta Ambar tetap di motor. "Adik luh mukulin adik gue dulu, Susan!"
"Tuh cewek yang mukul John, dia ceweknya Hardja musuh kami!" ucap seorang crossboy menggunakan motor plat D.
"Mantan! Aku sudah bersuami. Ini motor dia!" teriak Widy.