Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Gemini Syndrome, Episode Berdansa di Kota Romantis (Dua Puluh Empat)

22 Februari 2025   17:52 Diperbarui: 18 April 2025   09:42 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawasan jembatan kereta api Kebun Cukut tahun 1950an-Foto: https://www.maungbandung.co.id/ragam/pr-2491551699/

"Kalian mau menginap di mana?"

"Rumah saudara aku di Astanaanyar," kata Ambar.

"Sok aku antar. Besok sore Kang Harland mungkin antar kita ke Ciwidey. Kang Syafri sudah menyiapkan penginapan di sana. Tetapi pagi-pagi aku pulang bersama Kang Syafri  karena harus kuliah."

Widy menstarter motor Rikuo Tipe 97 dan hendak melaju meninggalkan stasiun.   Sejumlah sepeda motor berisi belasan pemuda dan pemudi menghalangi jalan mereka.   Para pemuda dan pemudi itu mengenakan celana jengki dan jaket merah.

"Sialan! Itu crossboy Jakarta, adik aku berurusan dengan mereka," kata Jilly.

"Itu seperti milik Syafri ya!" ucap salah seorang dari mereka berbadan besar dan berambut gondrong. "Iya,  nggak banyak yang punya. Anak Cikini dulu!"

Pemuda itu memegang motor itu. Widy paham itu pasti Dika pimpinan crowwboy dari Jakarta, yang sudah mendengar teman-temannya bermasalah dengan hukum di Bandung.  Widy sudah memakai helm.

Yang perempuan juga turun dari motor. "Aduh, luh Jilly, yang mukulin adik gue!"

Mereka dikepung. Widy menghentikan motornya. Jilly pun turun dan dia meminta Ambar tetap di motor. "Adik luh mukulin adik gue dulu, Susan!"

"Tuh cewek yang mukul John, dia ceweknya Hardja musuh kami!" ucap seorang crossboy menggunakan motor plat D.

"Mantan! Aku sudah bersuami. Ini motor dia!" teriak Widy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun