Mohon tunggu...
Ismi Faizah
Ismi Faizah Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis adalah proses menyembuhkan hati sedang membaca adalah proses membuka mata pikiran dan rasa

Read a lot write a lot

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Remaja dan Goda

16 September 2021   18:52 Diperbarui: 16 September 2021   19:00 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lima hari berlalu. Radit tak kunjung masuk sekolah. Jujur saja Nella Rindu pengen ketemu Radit. Move on itu tidak gampang. Tidak ada yang menghiburnya. Winda pun tak masuk hari ini. 

"Mas tahu ngak, sejak Nella mutusin cowok Nella, dia jatuh sakit!" Curcol nih ke abang sepupu. 

"Jangan nyalahin diri sendiri Nel. Laki kayak gitu cuma mau untung doang. Udah waktunya sakit kali bukan karena kamu. Kepedean deh". Nella melempar biji salak sekuat mungkin. Kakak sepupunya lari terbirit-birit. 

Suara penyiar dari televisi menarik perhatian Nella. Tidak biasanya dia suka menyimak berita. Sudah hampir menginjak delapan belas tahun dia masih suka nonton kartun. 

"Kabar teraktual hari ini kita awali dengan telah ditemukannya mayat diduga bayi berusia tiga bulan di tempat sampah sekolah..." 

Suara pembaca berita itu bagai angin lalu menyisakan Nella yang tiba-tiba merasa pusing dan mual. 

"Duh...ulah siap sih itu. Anak-anak jaman sekarang kelakuannya!" Ibu berkomentar. 

"Yang menikah aja mengharapkan segera dapat momongan. Yang ini main bunuh main buang. Oknum pelajar seperti ini yang merusak masa depannya sendiri juga mencoreng wajah keluarga!" Lanjut Ibu. 

Nella tak sanggup. Ia berlari ke belakang. Memuntahkan isi perut. Sejak putus dengan Radit beberapa hari yang lalu pikirannya terus terfokus pada lelaki itu. Berat terasa hatinya kosong tanpa Radit. Ia berperang dalam diri antara menuruti Radit dan berharap kekasihnya itu tetap disisinya atau tetap memilih usai namun ia harus kehilangan cinta pertamanya. 

"Bu Lek...bukannya itu sekolah Nella?" Suara kakak sepupunya membuat Nella yang baru saja kembali dari toilet berlari mendekat. Benar itu sekolahnya. Lalu siapa? 

"Oalah Nduk...lihat itu! Walah jadi viral ini!" Ibu mengatakan banyak hal Nella hanya sibuk menerka siapa gerangan pelakunya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun