Mohon tunggu...
Ismi Faizah
Ismi Faizah Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis adalah proses menyembuhkan hati sedang membaca adalah proses membuka mata pikiran dan rasa

Read a lot write a lot

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Remaja dan Goda

16 September 2021   18:52 Diperbarui: 16 September 2021   19:00 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pesan terkirim. Lima belas menit berlalu. Tetap centang satu. Nella membanting handphone ke atas kasur.

Terakhir komunikasi mereka sedikit bermasalah. Permintaan Radit diluar dugaan Nella. Sungguh tak menyangka. Dibalik wajah teduh Radit tersimpan pemikiran yang membuat Nella tercengang. Apa harus sejauh itu? 

Jatuh cinta. Radit adalah teman semasa kecil. Selalu bersama telah menumbuhkan perasaan nyaman satu sama lain. Hingga suatu malam, diatas tikar yang digelar di taman belakang rumah, lengkap dengan hiasan ribuan bintang di atas langit Radit Dewa Asmoro menyatakan cinta pada gadis lugu itu. 

"Mau ngak Nel jadi pacarku?" Ungkap Radit tanpa basa-basi. Butuh waktu seminggu bagi Nella untuk meyakinkan hati hingga akhirnya ia menjatuhkan pilihan pada cinta pertamanya. 

Semula hubungan mereka berjalan normal. Belajar bersama, pulang bersama tanpa menimbulkan kecurigaan teman-teman, semua terasa wajar hingga perdebatan sengit malam kemarin ditambah ketidakhadiran Radit di sekolah pagi tadi hingga sekarang tak ada kabar. 

"Aku sayang kamu Nel! Cuma kamu. Tolong ngertiin aku. Apa susahnya?" 

"Ngak bisa Radit. Kamu minta hal yang terlalu beresiko!" Sergah Nella. Tetapi kekasihnya terus memaksa. 

"Demi hubungan kita juga Nel. Sekali aja. Janji!" Pintanya melembut. 

"Ngak. Ngak bisa! Aku ngak mau aku takut." Jujur Nella berharap Radit berhenti merajuk. 

"Udahlah emang kamu ngak beneran sayang sama aku!" Radit menutup percakapan mereka dan berlalu sampe sekarang hilang kabar. 

Kita lihat keadaan Nella. Uring-uringan di kamar makan pun tak nafsu. Dia terus mengingat kekasihnya itu. Bayangan wajah Radit, senyumnya. Nella terbiasa dengan sikap manis lelaki itu hingga sehari tanpa sosoknya menjadikan harinya terasa hampa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun