Pesan terkirim. Lima belas menit berlalu. Tetap centang satu. Nella membanting handphone ke atas kasur.
Terakhir komunikasi mereka sedikit bermasalah. Permintaan Radit diluar dugaan Nella. Sungguh tak menyangka. Dibalik wajah teduh Radit tersimpan pemikiran yang membuat Nella tercengang. Apa harus sejauh itu?Â
Jatuh cinta. Radit adalah teman semasa kecil. Selalu bersama telah menumbuhkan perasaan nyaman satu sama lain. Hingga suatu malam, diatas tikar yang digelar di taman belakang rumah, lengkap dengan hiasan ribuan bintang di atas langit Radit Dewa Asmoro menyatakan cinta pada gadis lugu itu.Â
"Mau ngak Nel jadi pacarku?" Ungkap Radit tanpa basa-basi. Butuh waktu seminggu bagi Nella untuk meyakinkan hati hingga akhirnya ia menjatuhkan pilihan pada cinta pertamanya.Â
Semula hubungan mereka berjalan normal. Belajar bersama, pulang bersama tanpa menimbulkan kecurigaan teman-teman, semua terasa wajar hingga perdebatan sengit malam kemarin ditambah ketidakhadiran Radit di sekolah pagi tadi hingga sekarang tak ada kabar.Â
"Aku sayang kamu Nel! Cuma kamu. Tolong ngertiin aku. Apa susahnya?"Â
"Ngak bisa Radit. Kamu minta hal yang terlalu beresiko!" Sergah Nella. Tetapi kekasihnya terus memaksa.Â
"Demi hubungan kita juga Nel. Sekali aja. Janji!" Pintanya melembut.Â
"Ngak. Ngak bisa! Aku ngak mau aku takut." Jujur Nella berharap Radit berhenti merajuk.Â
"Udahlah emang kamu ngak beneran sayang sama aku!" Radit menutup percakapan mereka dan berlalu sampe sekarang hilang kabar.Â
Kita lihat keadaan Nella. Uring-uringan di kamar makan pun tak nafsu. Dia terus mengingat kekasihnya itu. Bayangan wajah Radit, senyumnya. Nella terbiasa dengan sikap manis lelaki itu hingga sehari tanpa sosoknya menjadikan harinya terasa hampa.Â