Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Makassar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dumb Phone dan Dilema Digital Remaja Indonesia

10 Agustus 2024   11:00 Diperbarui: 10 Agustus 2024   11:29 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dumb phone (Foto oleh wtrsnvc _ dari Unsplash)

Tren dumb phone yang kini merebak di kalangan Gen Z di Eropa dan Amerika Serikat [2][6] memunculkan pertanyaan menarik:

Apakah fenomena ini bisa menjadi solusi efektif untuk mengatasi kecanduan media sosial dan internet di kalangan remaja Indonesia?

Jawaban singkatnya: Mungkin, tapi tidak semudah itu.

Bayangkan seorang remaja Indonesia yang tiba-tiba harus melepaskan smartphone-nya dan beralih ke ponsel jadul. Seperti melepaskan motor matic dan kembali ke era sepeda onthel.

Meskipun terdengar ekstrem, tapi inilah esensi dari tren dumb phone yang kini menjadi semacam detoks digital bagi generasi muda di negara maju [1][6].

Di satu sisi, penggunaan dumb phone memang menunjukkan dampak positif yang signifikan.

Pengguna melaporkan penurunan waktu layar dari 4-5 jam menjadi hanya 20 menit per hari [2]. Ini bukan sekadar angka, tapi representasi dari waktu yang bisa dialokasikan untuk interaksi nyata, hobi, atau bahkan tidur yang cukup - hal-hal yang sering terabaikan di era smartphone.

Namun, konteks Indonesia berbeda. Di negeri ini, smartphone bukan sekadar alat komunikasi, tapi juga gerbang pendidikan dan mobilitas sosial.

Dengan keterbatasan akses internet di banyak daerah, smartphone menjadi penyelamat bagi banyak remaja untuk mengakses materi pembelajaran dan kesempatan yang lebih luas [5].

Roslina Verauli M.Psi, Psi, seorang psikolog klinis anak, remaja, dan keluarga, dalam sebuah wawancara mengatakan, "Instruksi untuk menghindari gadget di era seperti sekarang ini justru membuat anak penasaran dan malah ingin mencobanya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun