Mohon tunggu...
Irwan S
Irwan S Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Free journo

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Regretter– The Untold Regret

17 Juni 2014   03:01 Diperbarui: 17 Desember 2016   00:54 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini hari sabtu, dan malam ini aku akan perform. Aku sudah mengkonfirmasi Harry bahwa hari ini aku akan perform sampai jam 12.30 am. Jam 1 aku dan Ricky akan menghadiri beer party Janet, pacar Ricky yang telah menyelesaikan final testnya.

Kali ini aku melihat a man that I thouth drunk last nite duduk di meja depan mini stage, tempat aku perform. Dan dia duduk sendiri dengan Heineken small size di meja nya.

“Selamat malam semua, tonite is a special nite not just because its Saturday nite, malam ini malam special karena saya dan kamu semua adalah special. Malam ini, siapapun yang ingin bernyanyi di depan sangat dipersilahkan dan kita akan sing along together. Enjoy this place and anjoy the rhythem of the guitar,” sapaku kepada pengunjung café malam ini.

Lagu pertama yang kubawakan adalah lagu Swedish House Mafia, Don’t You Worry Child. Semalaman aku mencoba belajar mengakustikan lagu ini dengan nada yang pas tanpa harus memasukkan high note sehingga terkesan out of control. Al hasil, banyak yang ikut bernyanyi bersamaku. Selama memainkan lagu ini, aku meihat pria yang bernyayi bersamaku semalam selalu menatapku tanpa melirik sisi lain. Tatapannya kosong dan lirih. Seperti air danau yang tenang tanpa angin yang membentuk ombak kecil. Namun, kelihatan sangat bermakna dan tulus. Sungguh kelihgatan behitu penuh arti yang indah.

Namun, aku tak menghiraukannya karena tugas utamaku adalah menghibur pengunjung, dan biasanya, setiap malam minggu, Harry selalu membayarku lebih karena menurutnya pengunjung di setiap malam minggu lebih banyak dan dia pikir itu karena permainan gitarku. Ntahlah, menurutku bukan karena aku, tapi aku bersyukur bisa dibayar lebih.

**


Jam menunjukkan pukul 12.30 dan aku mengentikan permainan gitarku.

“Bye everybody and have a good nite,” tutupku.

Aku dan Ricky bergegas keluar café menuju Galaxy Club yang hanya beberapa blok dari Victoria Café untuk acara beer partyJanet. Aku terkejut melihat a last nite I thought he was a drunk man sudah berdiri di depan Victoria Café.

“Young man, where do you go,” tanyanya.

“Galaxy Club, there’s a lil party. Actually his girlf friend party,” balasku sambil menunjuk Ricky yang tepat berdiri di sebalahku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun