Mohon tunggu...
Irwan S
Irwan S Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Free journo

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Regretter– The Untold Regret

17 Juni 2014   03:01 Diperbarui: 17 Desember 2016   00:54 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Boleh berbicara sebentar,”

“Sure, ngobrol aja langsung pak,”

“Not here,”

This man is freak but I don’t know I think he is a good man.

“Sorry sir, I cant, see you next time,” aku berlaju meninggalkannya tanpa menoleh.

“Hey, my name is Thomas,” teriaknya saat aku berjalan tergesa-gesa bersama Ricky.


“Max, he said that his name is Thomas, what is that mean. You don’t know him,” Tanya Ricky.

“I don’t know, maybe he is a man from another space,” balasnya sambil tertawa.

**

Sunday, aku datang 10 pm. 60 menit lebih lama, dan aku tahu Harry sedikit kesal karena aku telat sejam. Aku langsung menghidupkan sound dan mengeluarkan gitar. Sebelum membawakan lagu pertama aku melihat lagi pria yang menyebut namanya Thomas duduk di meja yang sama seperti malam sebelumnya. Kali ini tatapannya sangat sayu dengan senyuman yang tulus. Kali ini aku benar-benar penasaran dan berencana akan berbicara kepadanya setelah aku selesai perform.

Masih pukul 11pm aku sudah melihat Thomas menuju pintu exit bersama wanita paruh baya. Ya, mereka seperti seumuran, mungkin itu istrinya. “Besok malam saja aku berbicara kepadanya,” ucapku dalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun