Mohon tunggu...
Irwan S
Irwan S Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Free journo

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Regretter– The Untold Regret

17 Juni 2014   03:01 Diperbarui: 17 Desember 2016   00:54 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Whisper words of wisdom, let it be **

Entah monster apa yang merasukiku, aku sungguh menikmati musikku dan suara si pria yang kupikir sedang mabuk ini. I know now he is not drunk. After the last reff, I see he is crying. Did I made a mistake atau dia terlalu menghayati setiap lirik.

“Are you ok sir?” tanyaku pelan.

“Tidak kenapa,” jawabnya sambil tersenyum dan menyalam tanganku.

“Next time, we should sing another Beatles’ song,” katanya.

“Ok,” balasku singkat sambil berberes.


“Hey young man, thanks. You are great than I thought,”ucapnya tersenyum sambil menuju pintu exit sendiri.

“Jadi dia datang sendiri,” gumamku dalam hati.

**

“Max, bagaimana perkembangan penelitianmu untuk final paper? Mohon segera kabari saya.” Siang ini terbangun hanya karena dosen mengirim pesan singkat tersebut sebanyak 3 kali dengan pesan yang sama. Damn! Aku langsung mencari akal untuk membalas, namun aku tak tahu harus beralibi apa. Sudahlah, tidak usah dibalas.

**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun