Kepala HRD menatapku dingin. "Poniyem, kamu sudah tanda tangan surat pernyataan. Ini kelalaianmu sendiri. Kamu tidak hati-hati. Perusahaan sudah baik kasih 3 juta. Biasanya tidak dapat apa-apa."
"Tapi Pak..."
"Sudah. Kamu istirahat satu bulan. Tanpa gaji. Kalau sudah sembuh, balik kerja. Kalau tidak bisa kerja lagi, resign saja."
Aku keluar dari ruangan itu dengan hati hancur.
Utang 9.5 juta. Jari telunjuk rusak. Tidak ada gaji bulan ini.
***
Malam itu aku terima telepon dari Ibu. Suaranya menangis.
"Poniyem... Lastri... Lastri sakit keras. Demam tinggi. Kejang-kejang. Udah tiga hari. Ibu bawa ke puskesmas tapi katanya harus ke rumah sakit besar. Butuh biaya. Nak, Ibu gak punya uang..."
Dadaku sesak. "Ibu, tenang. Aku kirim uang sekarang."
Tapi aku tidak punya uang. Sama sekali.
Aku pinjam sana-sini. Ke teman sekamar. Ke teman kerja. Dapat total 2 juta. Aku kirim semua ke Ibu.