"Ini parah. Harus dijahit. Saya tidak bisa. Harus ke rumah sakit," kata suster itu sambil membalut jariku dengan kain kasa. Darah merembes tembus.
"Rumah sakit mana, Sus?"
"RS Umum terdekat. Tapi kamu harus bayar sendiri dulu. Nanti klaim ke BPJS."
Bayar sendiri? Aku tidak punya uang. Tabunganku cuma seratus ribu. Gajian masih dua minggu lagi.
Pak Hendro yang mengantarku berkata, "Poniyem, kamu ke RS dulu. Urusan biaya nanti dibahas sama HRD."
Aku dibawa ke RS dengan motor. Darah tidak berhenti keluar. Aku mulai pusing.
Di UGD, dokter melihat jariku. "Ini harus operasi kecil. Jahit saraf dan tendon. Biaya sekitar 8 juta."
Delapan juta.
Aku tidak punya uang segitu.
"Dok, saya pakai BPJS..."
"BPJS bisa. Tapi prosesnya butuh waktu. Dan harus ada rujukan dari puskesmas dulu. Kalau tidak, ini harus operasi sekarang atau jari Anda bisa permanen rusak."