"Bawa ke klinik! Cepat!"
***
"Poniyem, mesin nomor 7 itu rusak. Jangan dipake dulu," kata Wati, teman sesama buruh, waktu kami makan siang di kantin dua hari yang lalu.
"Emang kenapa, Wat?"
"Pedal sama tombolnya suka macet. Bahaya. Kemarin Tutik hampir kejepit. Untung sempat matiin dari steker."
Aku mengangguk. "Udah lapor belum ke mandor?"
"Udah. Tapi katanya nanti diperbaiki kalau ada dana. Sekarang pake dulu aja, hati-hati."
Aku ingat percakapan itu. Tapi aku tetap pakai mesin nomor 7 hari ini karena mesin lain sudah dipakai semua. Aku harus kejar target.
Dan sekarang jariku robek. Aku tidak menghiraukan ucapan Wati.
***
Klinik pabrik kecil. Cuma ada satu suster. Tidak ada dokter.