Tapi suaraku hilang di dentangan ribuan mesin lain.
Aku coba matikan mesin. Tapi tombolnya macet. Mesin terus berjalan. Jarum bergerak sangat cepat. Tidak terkendali.
Aku panik. Aku coba angkat kain. Tapi jari telunjukku tersangkut.
KREK.
Rasa sakit luar biasa menjalar. Jariku tertusuk jarum. Dalam. Sampai ke tulang.
Aku teriak. Tapi tidak ada yang dengar.
Aku tarik tangan. Jari telunjukku... robek. Darah muncrat. Banyak sekali.
Aku jatuh dari kursi. Mesin masih berjalan. Jarum masih naik turun dengan cepat, sekarang menghisap kain yang sudah berlumuran darahku.
"TOLONG! TOLONG!"
Akhirnya ada yang dengar. Mesin-mesin mulai dimatikan. Orang-orang berkerumun.
Pak Hendro datang. Melihat jariku. Melihat darah. Mukanya pucat.