Mohon tunggu...
Imanraz
Imanraz Mohon Tunggu... chef

Hidup Di ERA Makanan di Foto , Omongan Dimakan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merdeka Si Sendok Emas

13 Mei 2025   11:54 Diperbarui: 13 Mei 2025   11:54 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kembali menjelma rasa bersalah bercampur dendam
rasa muak tak berdaya seperti budak sahaya
ingin berlari mengejar asa apa daya cuma orang biasa
ingin menyerah tak punya apa- apa

ohh..sungguh tragedi di lubuk hati yang merdeka
tersimpan angan bebas tapi terbelenggu
ohh..sungguh sial merdeka di pikiran tapi
terikat dalam tuntutan dikejar - kejar waktu

tertatih begitu letih tanpa pamrih mengejar arti
terseok seok mengelok mengejar ilusi tanpa arti
sungguh ini terjadi simsalabim abra cadabra
semua sudah di atur di atas sana kamu cari caranya

Tak sesulit itu merintis dari awal "katanya"
tinggal kerja keras dan konsisten "katanya"
cari lingkungan yang memadai "katanya"
kata si kaya sendok emas, kepada simiskin sendok angin

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun