Kehangatan pagi menyinariku kala itu
Dari sorot matamu bersinar seterang mentariÂ
yang membuka diri
Setiap waktu-waktu menjemput perjalanan panjang
untuk esok hari
Tak ada bara yang tercipta
Perihal babak demi babak ia sambut dengan suka cita
Di hatinya yang kian lapang
Ia ajarkan bagaimana bersahabat dengan kehidupan
Usai  semua berlalu
Kini senyap menemuiku sebentuk bulir hujan
Jatuh perlahan mengisi rongga dada yang kerontang
Seakan doa-doa tak mampu menjangkau langit
Aku merindukan waktu itu
: Sebelum redup di hari esok dan seterusnya
Ia masih tetap benderang meskipun sunyi
Dan aku tak ingin suasana pecah oleh raungan  memilukan
Bgr, 25 Juli 2025
Ilustrasi Matahari terbit (Pexels.com/Jackson Jorvan)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI