Mohon tunggu...
Heronimus Bani
Heronimus Bani Mohon Tunggu... Guru

Menulis seturut kenikmatan rasa

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Cerahnya wajah Kepala Daerah versus Indonesia Gelap

20 Februari 2025   19:18 Diperbarui: 20 Februari 2025   19:26 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana dalam acara pelantikan serentak para kepala daerah terpilih; Sumber: detik.com 

Tagar Indonesia Gelap (#IndonesiaGelap) bagai sedang berkompetisi dengan tagar #kaburAjadulu dan tagar-tagar lainnya di kanal medsos. Luar biasa para pengguna medsos. Izinkan saya menggunakan istilah kaum medsocholic. Kaum medsocholic bagai tak dapat dibendung lagi pada masa ini. Mereka punya daya gedor yang amat kuat yang menggerakkan massa untuk turun ke jalan atau menyikapi suatu masalah secara bersama di dunia maya.

Lihatlah kini muncul cancel culture, budaya baru menolak hingga merontokkan orang tertentu yang sedang berada di puncak kecemerlangan. Orang tertentu itu dapat saja pejabat publik, pesohor seperti kaum selebriti, bahkan mungkin saja para ulama dan rohaniawan dan lain-lainnya.

Demikian halnya dengan demonstrasi sebagai hak warga negara berkumpul, berserikat dan menyampaikan pendapat di muka umum. Demonstrasi (atau unjuk rasa) yang dilakukan oleh para muda khususnya mahasiswa, kaum terdidik merupakan refleksi dari semangat kritisme, idealisme, dan keberanian generasi muda dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. Dalam tantangan zaman itu di antaranya yakni "menantang" penguasa yang menelorkan dan menerapkan kebijakan-kebijakan yang dianggap tidak berpihak kepada kepentingan umum. Dalam hal-hal yang demikian, demonstrasi selalu dikaitkan dengan politik praktis yang oleh karenanya mereka disebut parlemen jalanan.

Dalam hari-hari menjelang pelantikan para kepala daerah terpilih, gerakan mahasiswa kembali turun ke jalan menjadi parlemen jalanan. Mereka menyuarakan tuntutan seperti ini:Sumber

  • Kaji Ulang Inpres No. 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD Tahun Anggaran 2025
  • Tranparansi status pembangunan dan pajak rakyat
  • Evaluasi besar-besaran program Makan Bergizi Gratis (MBG)
  • Tolak revisi Rancangan Undang-Undang tentang perubahan keempat atas UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara atau RUU Minerba
  • Tolak dwifungsi TNI
  • Sahkan RUU Perampasan Aset
  • Tingkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan secara nasional
  • Tolak impunitas dan tuntaskan pelanggaran HAM berat
  • Tolak cawe-cawe Jokowi dalam pemerintahan Prabowo

Mungkin 9 tuntutan ini dan tuntutan lainnya yang dianggap sedang terjadi, sedang diabaikan, atau tidak mungkin untuk diwujudkan. Maka, demonstran menyerukannya sebagai Indonesia Gelap.

Jadi, pada akhirnya tulisan ini hendak menyederhanakan dalam satu kalimat pendek: Para Kepala Daerah dan pendukungnya sedang tersenyum cerah, secerah udara di sekitar Monas dan Istana Merdeka, sementara sebahagian di antara warga negara sedang mengalami gerhana yang entah kapan penghalangnya akan bergeser sehingga terlihat cahaya yang mencerahkan tanpa mencemaskan.

Demikian sepenggal catatan tentang suasana beberapa hari lalu, hari ini dan mungkin masih ada lagi pada besoknya dan besoknya lagi.

Umi Nii Baki-Koro'oto, 20 Februari 2025

Heronimus Bani ~ Pemulung Aksara

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun