Kau pun sangat boleh menentangku, menyeretku ke pengadilan bahkan menggantung leherku di tengah kota, lantas kauteriak lantang, "Inilah keadilan di bumi, supremasi hukum yang wajib ditegakkan dan dihormati!"
Ya, masing-masing orang punya versi soal keadilan dan kebatilan, Kawan. Namun coba kaudengar salam terakhir yang senantiasa bergema :
Ke dunia kita datang telanjang
Demikian pula ketika berpulang
Semoga kebaikan dan ibadah beliau diterima
dan dosa-dosa beliau diampuni
Termasuk peluru terakhir yang kuhadiahi secara cuma-cuma kepada si pemuka agama yang sering menaburkan doa pengiring setiap jenazah memasuki kepengapan kulit bumi di bawah bayang-bayang matahari. Tidak ketinggalan cericit burung liar seolah menyanyikan lagu kesunyian meski ada upacara penghormatan terakhir dengan letusan senapan serempak.
Itulah hadiah cuma-cuma serta paling istimewa untuk dia yang percuma saja berada di tengah-tengah umat tetapi sama sekali tidak ada perubahan menuju kebaikan selama bertahun-tahun. Di pemakaman itu pula dia bisa berkumpul lagi dengan orang-orang yang telah menduluinya.
*******
Dari Gang Jablay 2007 ke Panggung Renung 2019