Siang?
Saya terkejut. Saya menggerakkan kepala untuk mencari letak jendela.
***
Seseorang telah mencuri mata saya!
Kalimat itu yang pertama saya gumamkan ketika berusaha untuk melihat, meraba kedua mata, dan menghentak pikiran. Saya bangkit dengan pikiran berantakan. Jantung berdetak kencang.
Buk! Aduh! Saya terjatuh dari ranjang.
Duk!
"Bangsat!" Kepala membentur pinggiran daun pintu. Alangkah sakitnya.
Saya tidak peduli. Berdarah, benjol... Saya merangkak sambil meraba ke sana-sini.Saya mau keluar kamar.
Oh, gelap sungguh gelap. Bangsat! Keparat! Laknat! Oh!
Semua makian paling keji saya umbar secepat debaran dada saya sambil merangkak, dan meraba-raba. Apalagi ketika kepala berkali-kali membentur benda keras, entah kursi, meja, dinding, atau apa lagi. Makian, kesakitan, dan kepanikan tidak terhingga langsung memenuhi pikiran, perasaan, dan gerakan tubuh saya.