Ya, saya ingin melanjutkan lelap selagi hari masih gelap. Tetapi, selain kondisi gerah kamar dan kuyup di punggung begini, malah kicauan dan kebisingan itu mengacaukan undangan untuk kantuk.
Keringat terus mengucur, bahkan dari dahi. Pikiran telah terbang ke kicauan dan kebisingan dalam gelap pandang saya. Situasi yang cukup menyiksa.
"Jangan lari-lari, Sarwan!" teriak seorang ibu. "Nanti jatuh, bikin repot lagi!"
"Hei, Sarwan! Bisa dibilangin, nggak?" bentak seorang bapak.
"Aku mau main ke Om Oji..."
"Pagar masih terkunci. Tuh, gemboknya masih terpasang."
"Eh, jangan manjat! Nggak baik begitu!" timpal seorang bapak.
Oh, itu keluarganya Demun, pikir saya.
Suara mobil mendekati mereka. Sayup-sayup saya dengar sebuah sapaan, dan percakapan singkat.
"Siang-siang mau tamasya ke mana nih, Pak?"
"Biasalah, Pak Demun."