Mata Obed tampak tak menghiraukanku. Ia malah menerawang ke arah langit-langit putih Warung Davia.
"Jadi sekarang hobi lu membaca, Tan?  Sebentar-sebentar, kalau hobi membaca ujung-ujungnya harus bisa menulis. Lu bisa menulis artikel?"
"Eee, ga pernah sama sekali, Bed."
"Oke. Jadi hobimu sekarang membaca karena hanya punya sedikit waktu tadi ya. Kalau hobi yang lain?"
"Waktu masih punya satu anak, mungkin masih sempat futsal sama teman kuliah. Tapi itu paling sebulan dua kali."
"Lah kalau sekarang memang kenapa?"
Berhubung Obed ini teman kerja di kantor pertamaku, ia mungkin tidak paham dengan circle teman-teman SMA dan kuliahku dulu.
"Sudah jalan sendiri-sendiri. Mereka ada yang ikut tim kantor di Bank BCA, Mega, dan lain-lain."
"Terus lu sekarang ga diajak?"
"Waktu masih di kantor lama, masih. Ya itu, cuma sebulan sekali atau dua kali. Sekarang sudah jarang bertemu mereka. Hampir tidak pernah malah."
"Cuma? Memangnya dulu main futsal sebulan berapa kali?"