Begitu nyampe rumah, aku langsung rebahan di kasur. HP-ku tetap diam, gak ada notif apa-apa.
Sampai akhirnya, pukul 19.00, muncul satu notifikasi yang hampir bikin aku jatuh nangis lagi.
> Elin -- 19.00: "Sayang?"
Aku cuma baca. Gak langsung bales. Rasanya campur aduk --- antara khawatir, kesel, dan lega. Tapi belum sempat aku nulis apa pun, dia lanjut kirim pesan.
> Elin: "Rul, maaf."
Elin: "Rul? Kamu marah? Maaf ya."
Tanganku gemetar waktu bales.
> Arula: "Kamu ke mana sih, Elin?"
Elin: "Maaf, mama aku pagi-pagi sakit. Aku anter dia ke rumah sakit. Ternyata harus dirawat. Aku bener-bener gak tau harus apa... HP aku dari tadi mati, aku gak sempet ngecas, dan yang kabarin keluarga aku juga adik aku."
Aku diem beberapa detik. Semua rasa marah yang tadi numpuk, langsung berubah jadi panik.
> Arula: "Oli? Maaf... kamu gapapa sekarang? Aku ke sana sekarang ya. RS mana?"