Mohon tunggu...
Irfani Zukhrufillah
Irfani Zukhrufillah Mohon Tunggu... Dosen - dosen

seorang ibu dua anak yang sedang belajar mendidik siswa tak berseragam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Istri Bungsu

13 November 2017   10:08 Diperbarui: 13 November 2017   10:23 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

***

1 bulan berikutnya Mas Adit sama sekali tidak menyinggung soal Rika. Mbak Ningrum dan Mbak Dewi juga memahami penolakanku dengan diam saja. Tapi aku masih merasa curiga kepada Mas Adit. Hingga malam itu saat Mas Adit mengunjungiku, dan setelah ia terlelap selepas bercinta hebat, aku yang masih terganggu perkara Rika, membuka HP Mas Adit tanpa ijinnya. Tidak biasanya aku berlaku seperti maling. Aku sembunyi-sembunyi membawa HP Mas Adit ke kamar mandi yang ada di dalam kamar. Aku membuka homescreennya. Nampak foto kami bertujuh tertawa bersama saat jalan-jalan ke Lombok. Lalu mulai ku baca satu persatu pesan di aplikasi chatting kepunyaan Mas Adit. Aku pun menemukan kontak Rika dengan nama yang tidak dirahasiakan.

Mas.. maaf ya waktu itu terpaksa minta tolong lagi sama Mas. Wahyu semakin hari semakin kasar padaku..

Mas.. kalau nanti kita menikah gimana pendapat Mas? Seneng ga nikah sama aku? Aku siap kok jadi istri ke4.

Mas.. mungkin nanti Inam yang akan menolak hubungan kita. Dia memang dari dulu salah sangka padaku. Aku maklum kok Mas. Pelan-pelan aja gpp..

Mas.. Rika kangen. Makan siang bareng yuk

Serasa memakan duri, tenggorokannku tercekat membaca isi pesan-pesan tersebut. Jadi selama ini Rika masih saja menghubungi Mas Adit. Mas Adit pun juga sesekali membalasi pesan-pesan dari Rika dengan cukup antusias.

pesan-pesan manis dari rika seolah menjadi sekam dalam hubunganku dengan Mas Adit. Meskipun ku dapati balasan pesan dari Mas Adit tidak menampakkan kemesraan tapi tetap saja aku marah.

***

2 bulan berikutnya

"Aku ga sanggup, Mas.. Mas pilih dia atau pertahankan aku." ia pun tergagap seribu bahasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun