Mohon tunggu...
Irfani Zukhrufillah
Irfani Zukhrufillah Mohon Tunggu... Dosen - dosen

seorang ibu dua anak yang sedang belajar mendidik siswa tak berseragam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Istri Bungsu

13 November 2017   10:08 Diperbarui: 13 November 2017   10:23 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Mas maunya kamu," jawabnya sambil tersenyum nada merayu. 

Aku pun luluh. Tanpa basa-basi ku ikuti suamiku mengikuti permintaannya setelah sebelumnya meminta Mbak Yem melanjutkan pekerjaan.

***

Namaku Inam Arshy. Istri ketiga dari seorang suami, Reksa Aditya. Seorang pengusaha meubel ternama dan sukses. Dua istri selainku ada Mbak Ningrum dan Mbak Dewi. Mereka berdua selalu berebut merasa yang pertama dan kedua. Karena mereka dinikahi hanya berselang satu hari. Iya,
hanya satu hari. Sebenarnya Mas Adit memiliki satu istri lain. Mbak Kinasih. Beliau adalah istri pertama. Namun sayangnya setelah tujuh tahun menikah dengan Mas Adit, beliau meninggal, tepat sebulan setelah Mas Adit melamar Mbak Dewi. Yang kala itu akan dijadikan istri kedua olehnya. Sepeninggal Mbak Kinasih, keluarga Mbak Kinasih lantas menyodorkan Mbak Ningrum, yang merupakan adik terakhir dari Mbak Kinasih untuk menjadi istri Mas Adit. Sebagai pengganti Mbak Kinasih alasannya. Entah sungkan atau bagaimana, Mas Adit pun menyetujui sehingga Mbak Ningrum dikinahi sehari lebih cepat dari Mbak Dewi, padahal Mbak Dewi dilamar lebih dulu. Sedangkan aku, Mas Adit menikahiku setelah 5 tahun beristrikan Mbak Dewi dan Mbak Ningrum. Mas Adit mengenalku saat aku masih di bangku SMA. Saat itu aku kelas 3. Aku pun tahu tentangnya.

Siapa yang tidak mengenal seorang pengusaha meubel paling kaya di desa kami. Namun aku tidak tahu bahwa ia menyimpan rasa padaku sejak pertama mencicipi hasil masakanku yang ikut lomba 17 agustusan di sekolah. Saat itu Mas Adit diminta oleh pihak sekolah menjadi juri. Selepas aku lulus, ia meminta izin kepada kedua istrinya untuk berkenalan denganku. Dan sejak saat itu Mas Adit beberapa kali bertamu ke rumahku dan beberapa kali pula aku diajak ke rumahnya untuk bertemu kedua istrinya. Selang setahun berikutnya ia pun melamarku. 

Sulit menolak sosok seperti Mas Adit. Selain dari segi materi, ia pun memang berparas tampan. Tak terlihat bahwa usianya hampir 2x usiaku saat itu. Perawakannya yang jangkung dengan dada bidang.Rambutnya lurus dan tertata rapi. Jenggot tipis bersandar di janggutnya menambah kesan kelelakiannya. Ia suka berpakaian casual namun tetap terjaga rapi. Ia tidak suka awut-awutan tetapi juga bukan tipe yang suka dandan. Setiap keluar kota ia lebih suka bercelana jins dan berkaos polo. Sesekali saja ia menggunakan kemeja hanya untuk keperluarn presentasi pekerjaan. Meski berkemeja lengan panjang ia suka menggulung kemeja-kemeja mahal itu. Mbak Ningrum selalu protes untuk hal ini. 

Ia setia kepada istri-istrinya. Ia bercerita awalnya istri pertamanya, Mbak Kinasih lah yang memintanya untuk menikah lagi demi mendapatkan anak. Dan alasan itu pulalah yang juga dipakainya untuk menikahiku, karena ia ingin punya banyak anak. Terlepas dari niatan lain yang mungkin ada, namun mulai kenal hingga 2 tahun pernikahan kami, ia tidak berubah. Ia konsisten dengan setiap pilihannya. Termasuk pilihan untuk beristri tiga. 

Meskipun beristri tiga, tetapi Mas Adit tetap mesra kepada masing-masing kami. Semua istri ia panggil dengan sebutan mesra, sayang, cinta sweetheart atau apalah yang sering membuat kami tersipu. Ia selalu meluangkan waktu untuk pergi keluar bersama-sama atau berdua saja bergiliran antara kami bertiga. Ia pun tahu dengan kesukaan masing-masing dari kami.

Sehingga tidak jarang setelah bepergian keluar kota hadiah yang kami dapatkan berbeda. Sesuai dengan keinginan dan kesukaan kami. Kepada anak-anak ia sangat sayang. Ada satu hari dalam seminggu ia tidur bersama dengan anak-anak saja. Tanpa kami. Namun untuk satu ini, Bagas, anakku belum bisa bergabung karena ia masih minum ASI dariku. Terkadang ia juga bepergian dengan anak-anak dna baby sitternya tanpa kami. Sekedar ingin menghabiskan waktu bersama dengan mereka. Ia selalu mengatakan kepada anak-anak bahwa mereka sama. Harus rukun hingga kelak dewasa.

Di mata masyarakat, Mas Adit juga sosok yang dapat menjadi panutan dalam hal sosialisasinya. Ia pandai bergaul. Ia ramah kepada semua warga desa. Termasuk orang tua dari masing-masing istrinya. Terlebih kepada Ibu dari Mbak Kinasih yang juga Ibu dari Mbak Ningrum. Ia tidak sungkan menolong tetangga. Ia juga suka kepada anak-anak. 

Bahkan tidak jarang ia mengadakan acara untuk anak-anak seperti lomba sepakbola, lomba atletik dan lainnya. Tidak jarang pula ia menjadi penyokong dana untuk acara-acara desa. Ia disegani oleh banyak warga. Dari pernikahan dengan istri pertama, Mas Adit tidak dikaruniani anak. Sedangkan dari Mbak Ningrum dan Mbak Dewi, masing-masing memberikan anak perempuan, Wulan, 4 tahun, anak dari Mbak Ningrum. Dan Aluna, 4 tahun, anak dari Mbak Dewi. Satu orang lagi anak Mas Adit, dariku, lelaki, Bagas Aditya yang baru berumur 11 bulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun