Mohon tunggu...
Irfani Zukhrufillah
Irfani Zukhrufillah Mohon Tunggu... Dosen - dosen

seorang ibu dua anak yang sedang belajar mendidik siswa tak berseragam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Istri Bungsu

13 November 2017   10:08 Diperbarui: 13 November 2017   10:23 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Kalian ingat waktu kita dari lombok 3 bulan yang lalu? Kita bertemu dengan teman Inam?” lanjut Mas Adit.

“Maksud Mas Adit, Rika? Teman SMK Inam itu?” tanyaku.

“Iya, Nam, Rika,”

“Ada apa Mas dengan Rika?” tanyaku penuh selidik. Aku memang tidak akrab dengan Rika semasa sekolah. Ia memang tidak sekelas denganku, tapi semua siswa tahu siapa Rika. Cewek centil yang suka gonta-ganti pacar. Yang pakaiannya selalu press body. Yang dandannya selalu menor. Disukai banyak cowok tapi banyak perempuan yang tidak suka. Lantaran kegemarannya menggoda pacar orang lain.

“Inget kan gimana kita ketemu dengannya waktu di loby hotel itu?” tanya Mas Adit lagi.

“Maksud Mas Adit apa. Langsung aja deh, Mas,” tanya Mbak Dewi tidak suka bertele-tele.

“Mas mau minta ijin untuk menikahinya,” jawab Mas Adit lantang.

Seolah gunung meletus. Seolah ombak berdebur kencang. Seolah hujan petir menyambar. Kami bertiga terdiam tidak tahu harus berkomentar apa. Sebenarnya aku sudah menaruh curiga saat kami bertemu dengan Rika di Lombok. Saat itu ia sedang bersama dengan suami (baru) nya. Ia memang beberapa kali menikah dan bercerai. Bahkan kami sesama alumni SMK dulu sering membicarakan tentang hobi kawin-cerai nya itu.

Ketika pertama bertemu kembali setelah sekian lama itu, Rika memang nampak melirik Mas Adit dengan penuh seringai. Seolah serigala mendapatkan mangsa baru. Terlebih saat ia menyapa Mas Adit. Aku yakin betul bahwa nada yang ia gunakan tidak berubah sejak dahulu, nada perempuan penggoda. Aku sudah muak meladeni gaya bicaranya saat itu. Tapi Mas Adit beberapa masih menimpalinya lantaran ia saat ini bekerja di salah satu swalayan meubel terkemuka di Indonesia. Mas Adit memang mengincar swalayan tersebut. Ia ingin menjual produknya di sana.

Nampaknya setelah dari Lombok itu Rika jadi rajin menghubungi Mas Adit. Dan ternyata mereka beberapa kali bertemu. Awalnya urusan pekerjaan, tetapi lama-lama Rika mulai sering menampakkan wajah sendunya. Ia bercerita bahwa hubungan rumah tangganya sudah tidak harmonis. Suaminya suka main kasar. Bahkan Mas Adit bercerita pernah Rika menemuia dengan mata sembab dan pipi memerah. Menurut Rika, itu bekas tamparan suaminya. Selama 3 bulan berlangsung nampaknya Mas Adit mulai menaruh rasa iba kepada Rika. Terlebih berkat Rika kini ia dapat mensupply beberapa meja-kursi di swalayan besar tersebut. Dan entah sejak kapan, Mas Adit mulai menaruh hati pada Rika. Hingga akhirnya hari ini ia meminta ijin kami untuk menikahinya. Rika berkata bahwa ia sudah akan bercerai dari suaminya sejak sebelum ke Lombok. Dan saat ini mereka sudah tidak tinggal seatap lagi.

“Aku ga setuju, Mas. Maafkan Inam,” jawabku lalu pergi meninggalkan ruangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun