Guruku dulu bilang,
Semua ledakan berakhir pada satu,
Kehancuran.
Kecuali satu, katanya.
Big bang, ledakan asal mula penciptaan.
Dahulunya aku percaya,
Tapi tidak lagi sejak senyumanmu itu hadir.
Kau tau rasanya?
Ledakan manis yang buat akal tidak lagi rasional.
Aku bungkam kata-kata guru.
Toh, semenjak ada senyumanmu hatiku meledak dalam kebahagiaan.
Meledak karena cinta, meledak karena penasaran.
Tapi akulah yang terlalu bodoh,
Mungkin.
Ledakan itu cuma manis diawal,
Menikam diakhir.
Aku perih, dalam harapan dan angan.
Semua diam, termasuk kau yang memberi bahan ledakan itu,
Senyumanmu.
Aku menderita, mencintai kebodohan.
Bagaimana tidak bodoh?
Mempertahankan bara yang juga membara kepada api lain,
Adalah bodoh.
Ketulusan ternyata tidak cukup baik,
Untuk bisa menjinakan ledakan itu.
Ternyata guru benar.
Semua ledakan pasti berkahir satu,
Kehancuran.
Dan, Bum !
Selamat,
Hatiku meledak atas manis senyummu.
Bahkan ia juga hancur atas itu.
Gerung, 21 Juli 2018