Meledak karena cinta, meledak karena penasaran.
Tapi akulah yang terlalu bodoh,
Mungkin.
Ledakan itu cuma manis diawal,
Menikam diakhir.
Aku perih, dalam harapan dan angan.
Semua diam, termasuk kau yang memberi bahan ledakan itu,
Senyumanmu.
Aku menderita, mencintai kebodohan.
Bagaimana tidak bodoh?
Mempertahankan bara yang juga membara kepada api lain,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!