Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pembebasan Hasrat: Keluar dari Ruang Kosong (Bagian 2)

29 November 2022   13:05 Diperbarui: 17 Januari 2024   09:50 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hari Solidaritas Internasional untuk Palestina (Sumber gambar: dreamstime.com)

Satu cara, diantaranya melalui kekerasan dalam bentuk perang. Semua orang mengetahui bahwa penyaluran hasrat yang hampa akan menggelincirkan dirinya dalam bentuk-bentuk penindasan, kekejaman, pembantaian kolosal, dan kejahatan lainnya.

Pemenuhan hasrat untuk perang Israel atas Gaza mungkin bisa menjadi keseluruhan dalam taraf “metamorfosis” menuju ‘bentuk-bentuk awal dari penjajahan’ atas Palestina. 

Tetapi, perang tersebut menghasilkan lebih dari 4.000 roket yang ditembakkan oleh militan Palestina terhadap Israel.

Tercatat, dari korban perang, sedikitnya 248 orang Palestina terbunuh, termasuk 66 anak-anak dan 39 perempuan. Sekitar 1.910 orang terluka. Di pihak Israel, dilaporkan sekitar 13 warga tewas. Bentuk kegilaan yang didorong oleh penyimpangan nafsu buta untuk membunuh dimana pun tempat dan siapa pun pelakunya tidak bisa diselesaikan dengan pendekatan yuridiko-politik, karena paling tidak tindakan tersebut tidak bersifat a priori dan empiris. 

Sementara, manusia dilihat secara lahiriah bisa digerogoti oleh nafsu serakah dalam ledakan sendiri.

Telah banyak pelajaran terulang atau terjadi sebelumnya dan semuanya biasa-biasa saja tanpa beban yang bersifat logis, yaitu logika ketidakhadiran subyek, yang biasanya diidentifikasi berasal dari wahyu, nalar, atau tuturan begitu dekat dan mengambil jarak dengan kita.

Pertanyaannya masing-masing pada diri kita. Apa yang terjadi jika tidak berjatuhan korban? Apa yang dilakukan jika setiap orang di sana lebih memilih kembali untuk bekerja, berpikir, dan merahi mimpi-mimpi dalam keadaan terjaga?

Siapa ingin menggunakan waktu senggang untuk menikmati hiburan, tamasya, bersama keluarga, dan kegiatan santai lain tanpa membawa kembali beban hidup yang menghimpit?

Dalam titik tolak mereka bisa muncul yang lebih menonjol daripada persepsi yang beragam. 

Kemudian, mereka diturunkan dalam hidup bersama melalui bidang ruang yang luas, dalam keterbatasan dan jarak waktu yang tidak bisa diatasi.

Tentang umat manusia untuk tidak mengungkapkan satu relasi saja, tetapi banyak cara menemukan relasi, yang tidak bertentangan dengan apa yang telah ada sebelumnya dari hasrat, mimpi, dan harapan tetangga di luar ruang nampak tidak jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun