Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pembebasan Hasrat: Keluar dari Ruang Kosong (Bagian 2)

29 November 2022   13:05 Diperbarui: 17 Januari 2024   09:50 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hari Solidaritas Internasional untuk Palestina (Sumber gambar: dreamstime.com)

Anda dan saya sadar tentang eksistensi manusia terancam kembali diragukan sesuai yang ada dalam pemikiran modern atau diskursus bukanlah sesuatu yang bisa diganti dan dilepaskan pada suatu tempat yang jauh, yaitu delokalisasi atau pemindahan tempat.

Hal itu dimaksudkan adalah masa depan Palestina akan berhadapan dengan ruang kosong lebih dekat dengan ‘ruang tidak terkira’ atau ‘ruang yang muncul ke permukaan, tetapi tidak bisa dilihat’ oleh mata si besar nafsu.

Sementara, harapan masa depan Palestinan mengatasi ‘delokalisasi’ dan pemindahan. Kita memahami bagaimana wujud anak manusia terutama dalam kondisi konflik dan kekerasan atau kondisi perang. 

Palestina dibatasi dan dibalik penampakan gambar melalui teka-teki masa depan yang berbeda, seperti tanda kepunahan, kematian atau sebuah ancaman kehidupan.

Tanda kematian murni atau ancaman kehidupan menurut data Statista (2021) menunjukkan bahwa lingkaran  konflik dan kekerasan antara Israel dan Palestina sejak 2008 hingga 2020 telah menewaskan 5.600 jiwa dan 115.000 orang terluka di pihak Palestina. Kita mungkin bisa membayangkan berapa banyak korban yang meninggal, yang telah diproduksi oleh mesin perang sebelumnya.

Akhirnya, kita tidak bisa membayangkan nilai satu nyawa demi hasrat untuk kuasa tanpa prikemanusiaan atau demi sejengkal tanah yang memalukan. Mungkin, disinilah pilihan manusia untuk membayangkan atau mengingat hal-hal yang tidak terpikirkan.

Tidak akan kembali pada titik-titik permulaan, kecuali kita mengingat kembali pada sesuatu, yang keseluruhannya belum diuji dengan tanda bahaya, dalam kesenyapan pergerakan dan dalam kesamaran tujuan. 

Kita tidak menyesal pada titik akhir saat memutar kembali pergerakannya ke titik tolak.

Pergerakan pemikiran dan kehidupan berulang-ulang, terputus-putus, diam atau mundur ke belakang dipengaruhi oleh jenis dan skala peristiwanya. 

Sedangkan, suara perdamaian yang tidak bisa dilenyapkan pada banyak titik dan garis yang menyusun cara wujud bahasa dan manusia  maupun perdamaian yang sesuai dengan wujud bebasnya.

Dalam setiap kekerasan, kehidupan, dan kematian bisa saja terjadi dalam pengulangan, baik berlangsung secara alami maupun rekayasa, dalam skenario maupun non skenario. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun