#####
"Kebanyakan   mahasiswa   itu   ibarat   jus   mangga yang   warnanya   kuning mengggairahkan. Dihidangkan dimeja tepi pantai, ada batu esnya yang berbentuk segi  empat  kecil. Tidak  ketinggalan  lemon  dan  payung  kecil  sebagai  penghias. Diaduk-aduk. Ada bulir-bulir air menempel di dinding luar gelas. Sangat menyegarkan bukan? Setelah  diminum  ternyata  eh  ternyata  kuningnya  kuning  feses, kuning  taik rasanyapun rasa feses,bukan rasa mangga. Sama-sama kuning, tapi beda rasa. ITULAH MAHASISWA!."
Itulah mukadima diskusi minggu ini. Siti tidak mengerti makna yang tersirat dalam paragraf pembuka itu.
Bagian menarik dari  Bang Andi ialah adalah orang yang sangat baik. Ia suka menolong orang, taat beribadah, Penyanyang kepada keluarga, penyayang terhadap anak didiknya.Â
Bagian menarik lainnya ialah Bang Andi ialah orang yang pandai bertutur, entah dari mana ia mendapatkan keahlian itu.Diskusi minggu ini berjalan lancar dan Siti tidak datang terlambat melainkan datang terlalu awal. Tiga ratus enam puluh hari sudah Siti jalani hari bersama organisasi  "Makna Hidup". Â
Tidak terhitung berapa kegitan, berapa pengalaman, suka,duka,tangis, tawa, gerimis, hujan, siang, Â petang,dan pagi sudah Siti jalani dengan penuh gairah di organisasi Makna Hidup .
####
 "Datang ke markas sekarang kita ada diskusi ditunggu paling lambat lima belas menit lagi"!!! tiba-tiba  Bang Andi menelpon  Siti.  Dengan waktu tidak sampai  lima  menit,  Siti  sudah  siap  tinggal  mengunci  pintu  kost-an.  Tidak  lama setelah itu ada sms masuk dari Anik, Anik mau berangkat bersama ke markas organisasi "Makna Hidup" dia juga dihubungi bang Bang Andi.Â
Siti dan Anik begitu bersemangat memenuhi panggilan Bang Andi tanpa disadari waktu itu sudah menunujukan  pukul  setengah  enam  lewat,  mobil angkot  sudah  jarang.  Awan hitam tanda-tanda hujan akan turun meskipun demikian semangat Siti dan Anik tidak pernah surut.
Tidak ada angkot jalan kaki pun jadi.Siti dan Anik memutuskan untuk berjalan kaki sambil menunggu angkot yang lewat,untung-untung kalau ada kalau tidakpun Siti dan Anik tetap akan berjalan.
Saat itu Siti dan Anik tidak memikirkan bahwa mustahil sampai ke markas organisasi "Makna Hidup" dalam lima belas menit dengan jalan kaki  karena naik kendaraan bermotor saja butuh waktu sepuluh menit.