Mohon tunggu...
Elsa Fy
Elsa Fy Mohon Tunggu... Administrasi - :)

reading and writing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Karena Aura Kasih

13 Agustus 2018   11:15 Diperbarui: 16 Agustus 2018   16:21 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : unsplash.com/@samuelzeller

Anik dan Nani  mandi lagi tapi kali ini tidak disungai melainkan didalam markas organisasi "Makna Hiidup",Nani mendapat giliran  pertama.  Ruang pemandiannya dikamar yang tertutup. Tidak  boleh ada yang masuk kecuali Bang Andi dan Nani. Seperti ritual Bang  Andi  sebelumnya  Nani  memakai  kain  dengan  bertelanjang  dada.

Di dalam kamar sudah ada satu ember air dengan rupa-rupa bunga didalamnya. Parfum air mata duyung dua botol kecil,tidak lupa tikar. Sementara Bang Andi dan Nani masuk kedalam kamar Anik  memasak didapur untuk persiapan makan siang.Jarak antara kamar dan dapur tempat Anik memasak lumayan jauh   berjarak dua rungan. 

Satu setengah jam ritual  emancaran Aura selesai. Gelagat Nani biasa-biasa saja ketika keluar dari kamar ritual, hanya saja badan Nani sedikit berkeringat. Segera ia mengganti kain setengah dadanya dengan baju seperti sedia kala.Setelah Nani selesai, giliran Anik untuk mandi pemancaran Aura.

Didalam kamar Anik duduk seperti orang yang sedang Yoga sambil menutup mata. Sementara Anik ber-yoga Bang Andi menyirami Anik dengan tujuh gayung air beserta dengan bunga-bunga.  Setelah tujuh gayung air mengguyur tubuh Anik, Bang Andi   mengolesi bagian-bagian tertetu seperti bagian pelipis, telapak tangan, leher dengan parfum air mata duyung .Lalu dipijatnya bagian-bagian yang sudah diberi parfum tadi. Setelah itu Anik dipersilakan membuka mata.

Bagian-bagian yang dipijat tadi adalah alat-alat vital untuk memudahkan pemancaran Aura seseorang. Tidak hanya  sampai  disitu  saja  Anik  disuruh  membuka  kain  setengah  dadanya. Anik disuruh menanggalkan seluruh kain yang melekat ditubuhnya. Seperti anak-anak polos tanpa pikir panjang Anik langsung menanggalkan kain yang dipakainya.

Buah dada Anik yang masih ranum jelas-jelas mencuat, tidak ada satu helai benang yang menutupi. Bang  Andi  menyuruh  Anik  tiduran  di  tikar  sementara  Bang  Andi  juga tiduran  di  samping Anik. Begitulah kronologi yang Anik jelaskan kepada Siti.

Anik  tidak  mampu melanjutkan  kelanjutan ceritanya. Ia hanya menutup mulut dengan air mata yang terus mengalir.Tiba-tiba Anik membuka baju dan membuka Bra pinknya. 

Siti melihat ada bekas gigitan di puting buah dada Anik dan gigitan itu jelas-jelas cukup kencang. Ada bercak darah kering di sekeliling puting buah dada Anik.  

Tidak saja puting buah dada Anik yang penuh bekas gigitan, tapi leher Anik juga penuh dengan bekas gigitan. Bekas gigitanya mirip tato bunga-bunga, kriwil-kriwil merah.

Melihat itu semua Siti kehabisan kata-kata. Kebaikan yang ditampakkan, pendidikan yang diperoleh, buku-buku yang dibaca, agama yang nampaknya dijalani, keluarga yang bahagia nampaknya tidak mampu meminimalisir apalagi menutupi sifat kebinatangan Bang Andi. 

Sifat kebinatangan itu betapapun disembunyikan, dibungkus sekuat apapun akan terkuak jua.  Membayangkan wajah dan mendengarkan tutur kata Bang Andi yang seolah tiada cela  serta suci Siti seolah melihat tumpukan sampah di Kali Ciliwung, busuk dan lalat berterbangan disekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun